BeritaPemerintahanPendidikanSosial Budaya

Disdik Sumenep Dorong Literasi Budaya, Kenalkan Keris sebagai Identitas Lokal

×

Disdik Sumenep Dorong Literasi Budaya, Kenalkan Keris sebagai Identitas Lokal

Sebarkan artikel ini
IMG 20250215 205100
Foto: Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra. (Foto: Ari/Suara Indonesia).

SUMENEP, Sabtu (15/02) suaraindonesia-news.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyambut positif inisiatif Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo yang memperkenalkan keris sebagai warisan budaya melalui buku edukatif bagi pelajar Sekolah Dasar (SD). Sabtu, (15/02/2025).

Disdik juga memastikan bahwa buku tersebut dapat diakses dengan mudah oleh para siswa. Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis untuk melestarikan budaya lokal dalam dunia pendidikan.

Memperkenalkan sejarah dan filosofi keris melalui bahan ajar khusus yang dikemas dalam bentuk buku edukatif dinilai sangat penting. Hal ini tidak hanya menambah wawasan siswa, tetapi juga menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap warisan budaya bangsa.

Dengan demikian, upaya ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang efektif dalam mengintegrasikan nilai-nilai budaya ke dalam sistem pendidikan, sekaligus menjaga kelestarian keris sebagai identitas budaya yang adiluhung.

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menilai pentingnya pemahaman tentang warisan budaya sejak dini.

Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pengenalan keris sebagai identitas daerah melalui bahan bacaan yang menarik bagi siswa.

“Keris bukan sekadar senjata tradisional, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang erat dengan identitas masyarakat Sumenep. Kami ingin generasi muda memahami makna di balik julukan ‘Kota Keris’ yang melekat pada daerah ini,” kata Bupati Fauzi, Kamis (13/02/2025).

Bupati Fauzi juga berharap inisiatif ini dapat menginspirasi daerah lain untuk mengedepankan warisan budayanya dalam sistem pendidikan.

“Jika anak-anak memahami sejarahnya, mereka tidak akan mudah kehilangan identitas di tengah modernisasi yang semakin pesat,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra, menyatakan bahwa langkah ini bukan hanya sekadar menambah wawasan sejarah, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat literasi budaya di kalangan pelajar.

“Pembentukan karakter harus dimulai sejak usia dini, termasuk dalam memahami warisan budaya sendiri. Kami ingin anak-anak Sumenep mengetahui sejarah daerahnya sehingga mereka bangga dengan identitasnya,” ujar Agus.

Menurutnya, selain sebagai bahan ajar, buku tentang keris ini juga diharapkan dapat menumbuhkan minat baca di kalangan siswa.

Dengan penyajian yang menarik dan disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak-anak, literasi budaya bisa menjadi lebih efektif.

“Kami mendukung penuh upaya ini. Anak-anak Sumenep harus tumbuh dengan pemahaman kuat tentang sejarah daerahnya, termasuk warisan budaya seperti keris,” kata Agus.

Agus juga berharap pelajar Sumenep tidak hanya mengetahui bahwa daerahnya disebut Kota Keris, tetapi juga memahami sejarah dan filosofi di baliknya.

Hal ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya lokal di tengah tantangan modernisasi.

“Kami harap generasi muda tidak hanya menjadi pewaris sejarah, tetapi juga aktor utama dalam melestarikannya,” pungkasnya.