Reporter: Jar
SUMENEP, Kamis (18/5/2017) suaraindonesia-news.com – Puluhan massa yang tergabung dalam LSM Gerakan Sumenep Bersatu (Gastu) dan Gerindo (Gerakan Indonesia Raya) mengelar Aksi di kantor Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya, Kamis (18/5/2017).
Puluhan Massa tersebut melakukan long march yang dimulai dari taman bunga, menuju Kantor Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya, dan dilanjut ke Kantor Pemda dan berakhir di Kantor DPRD Sumenep.
dengan pengawalan ketat aparat kepolisian dan Satpol.PP.
Selain berorasi, puluhan massa tersebut juga membawa sejumlah sepanduk berisikan kecaman terhadap kepala dinas PRKP dan cipta karya.
Dalam orasinya, Sarkawi selaku korlap aksi mengatakan dari sejumlah temuan pihaknya terkait kinerja Bambang Iriyanto, namun selama ini tidak pernah ada sangsi yang jelas.
“Menurut pengamatan LSM Gastu dan Gerindo, meskipun kinerja Bambang Iriyanto memiliki rapor merah, namun tidak pernah mendapat sangsi teguran terkait dengan pelanggaran UU no. 5 Tahun 2014,” teriak Sarkawi.
Dalam kesempatan itu, puluhan massa juga menuntut terkait pencemaran nama institusi agar membuktikan masalah amar putusannya.
Selain itu Sarkawi selaku korlap aksi juga membeberkan beberapa poin tututan pelaksanaan Proyek yang ditangani oleh Kantor Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (dulu Cikatarung, red) mulai tahun 2015 sd. 2016 yang dinilai banyak yang amburadul.
“Selain persoalan amar putusan yang tidak jelas, juga banyak pekerjaan proyek yang tidak beres alias amburadul,” terang Sarkawi.
Semantara Kepala dinas PRKP dan Cipta Karya Bambang Iriyanto ketika di komfirmasi di ruang kerjanya membantah bahwa sanya dari semua tuntutan Lsm gastu dan gerindo kepada dirinya tidak benar dan apa yang telah dilakukan selama dirinya menjadi kepala dinas sudah melakukan sesuai degan juknis aturan.
“Beberapa program yang disoal LSM itu justru bukan domain kami,” ujar Bambang.
Bangbang juga menjelaskan terkait dengan tantangan dirinya kepada Ketua LSM gastu (Sarkawi, red), hanya kesalah pahaman saja dan tidak perlu di besar besarkan.
“Saya rasa ini hanya kesalah pahaman biasa, waktu itu Pak Sarkawi SMS mau ketemu saya. Tapi saat itu saya tidak bisa karena masih ada tamu,” terang Bambang.

