Reporter: Anam
BANGKALAN, Jumat (10/3/2017) suaraindonesia-news.com – Sejumlah pemuda yang menamakan dirinya kelompoknya Pemuda Bangkalan menggelar aksi unjuk rasa dihalaman kantor Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, pada Jumat (10/03) pagi meminta tiga pimpinan SKPD untuk mundur dari kursi kepemimpinannya karena dinilai gagal dalam mengemban amanah jabatan.
Aksi demonstrasi Pemuda Bangkalan yang dipimpin oleh Abdullah Amas (Korlap aksi) menyampaikan aspirasinya melalui beberapa poster dan selebaran tersebut menilai tiga SKPD di Bangkalan telah gagal dalam mengemban amanah jabatan sehingga pihaknya meminta agar ketiga pimpinan SKPD terkait untuk melepaskan kursi jabatannya dengan sukarela (legowo).
Adapun ketiga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dimaksud telah gagal mengemban amanah tersebut diantaranya Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu.
Dalam press rilis tersebut Pemuda Bangkalan menyampaikan dari beberapa sumber anggaran negara yang dipercayakan pada Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura ternyata masih belum mampu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bangkalan yang mayoritas penduduknya merupakan kalangan petani.
“Bantuan yang bersumber dari APBN, APBD I dan II seharusnya sudah mampu meningkatkan taraf perekonomian maayarakat Bangkalan, karena mayoritas penduduknya merupakan petani, namun anehnya dari data BPS tahun 2015 kabupaten Bangkalan penduduknya termiskin nomor dua (2) seJawa Timur.” Paparnya.
Selain Dinas Pertanian tersebut dua dinas lainnya yang juga telah dianggap gagal yakni dinas Pendidikan serta Dinas Penanaman Modan dan Perijinan terpadu.
“Tidak meratanya pembangunan gedung juga fasilitas di SDN antara yang berada dikota dengan didesa merupakan bentuk diskriminasi serta hal tersebut menjadi tanggung jawab kepala dinas pendidikan.” Kecamnya lagi.
Sedangkan untuk dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu dinilai gagal karena telah membiarkan pasar moderen menjamur diBangkalan dan keberadaannyapun berdekatan dengan pasar tradisional.
Setelah menggelar aksi dengan membentangkan beberapa poster dan membagikan selebaran, massa yang menamakan Pemuda Bangkalan tersebut membubarkan diri dengan tertib.