ACEH UTARA, Minggu (15/11/2020) suaraindonesia-news.com – Panitia Pembangunan Masjid Baitul Qaramah Kemasjidan Pante Breuh, Kecamatan Baktya, Kabupaten Aceh Utara, Bongkar Tiang dan Pondasi bangunan Masjid karena dinilai konstruksi bangunan tersebut tidak kokoh. Sementara tokoh masyarakat setempat mempertanyakan dasar pembongkaran bangunan dasar Masjid tersebut.
Pantau media ini Minggu (15/11) satu unit alat berat eskavator;(Beko) merobohkan tiang dan pondasi bangunan Masjid Baitul Qaramah, dalam pembongkaran tersebut tampak Kapolsek Baktya dan anggota Koramil mengawal proses pembongkaran tersebut, bangunan baru Masjid tersebut sempat terlantar dalam berapa tahun.
Menurut informasi, pembangunan Masjid terhenti karena terjadinya polemik kepanitian Masjid, terutama persoalan konstruksi bangunan yang dinilai tidak kokoh dan di khawatirkan akan tumbang bila terjadi gempa.
Anwar H. Yusuf tokoh masyarakat setempat juga mantan wakil ketua 3 panitia Masjid mempertanyakan dasar pembongkaran pondasi dan tiang bangunan Masjid, menurut nya konstruksi bangunan tersebut sudah dilakukan uji laboratorium dari Politeknik pada tahun 2016.
“Bahwa bangunan tersebut dinyatakan kuat, ada dokumen uji lab sama saya,” tuturnya.
“Kita sangat sedih fan sayangkann bila bangunan tersebut dibongkar, karena itu menggunakan sumbangan masyarakat, hasil.wakaf dan sedekah,” ujar Geusyik Wan sapaan Akrap Anwar H. Yusuf.
Sementara Ketua Umum Panitia Masjid Tgk Abdullah saat ditemui media ini dilokasi Masjid mengatakan, bahwa pembongkaran ini atas persetujuan Keuchik 14 Desa/Gampong dalam kemukiman Pante Breuh dan 100 orang tokoh masyarakat menanda tangani pembongkaran tiang dan pondasi serta panitia juga sudah berkordinasi dengan Muspika, bahkan Bupati Aceh Utara.
“Sebelum nya juga sudah turun Tim dari PU Aceh Utara tahun 2010 untuk menguji dan meneliti kekuatan kontruksi bangunan pondasi dan tiang, dan pihak PU merekomendasikan menunda dan menghentikan sementara pembangunan tersebut,” kata Tgk Abdullah.
Menurut Tgk Abdullah yang juga Kadis Pendidikan Dayah Aceh Utara ini, bisa dilihat sendiri bagaimana kekuatan bangunan nya, sedikit saja ditekan alat beko langsung roboh, sebab tidak ada daya ikatan besi antara tiang dengan tiang stik, bahkan slof pun tidak menggunakan besi.
“Tiang pun disambung-sambung, di dalam sambungan nya(tiang) tidak ada ikatan besi bakhan hanya dilakukan suntikan. Maka sangat berbahaya bila terjadi gempa dalam skala tinggi, tiang nya bisa roboh dan bisa mengancam korban jiwa, apalagi besi yang digunakan tidak layak, dimana ukuran besinya sangat kecil,” jelas nya.
Ia juga mengatakan, dari awal pembangunan tersebut tidak ada bestek (dokumen gambar) dan RAB maka bangunan nya tidak ada perencanaan yang matang.
Sebagaimana diketahui, pembangunan baru Masjid Baitu Qaramah dimulai sejak tahun 2002 sampai 2009, dibawah ketua umum alm Tgk. H.Karimuddin (Abu Alue Bilie), pembangunan terhenti bahkan terkesan terlantar. Terhentinya pembangunan tersebut karena terjadinya komplain sebagian masyarakat karena dianggap bangunan tersebut dinilai tidak kuat.
Reporter : Masri
Editor : Amin
Publisher : Ela