GUNUNGSITOLI, Rabu (5/1/2022) suaraindonesia-news.com – Asas portabilitas, menjadi keunggulan JKN-KIS dan memberi kemudahan bagi peserta JKN-KIS yang membutuhkan layanan kesehatan. Kemudahan ini turut dirasakan oleh Jesica Elisabeth Ziliwu (22), mahasiswi disalah satu perguruan tinggi negeri di kota Medan. Jesica menceritakan manfaat JKN-KIS yang ia rasakan saat berobat pada Kamis, 30 Desember 2021 lalu.
Di masa pandemi Covid-19, ia dan rekan mahasiswa tempat dirinya mengenyam pendidikan harus menjalani kuliah secara daring (online). Kondisi ini membuat sebagian besar orang memilih untuk kembali ke kota asal dan mengikuti kelas daring dari kampung halamannya. Begitu pula dengan Jesica yang ingin kembali ke Pulau Nias. Menjelang kembalinya ia Kota Gunungsitoli, kondisi kesehatannya menurun. Demam tinggi hingga kerontokan rambut yang parah membuatnya berobat ke rumah sakit.
Sesampai di rumah sakit, tim medis melakukan pemeriksaan dan mendiagnosa dirinya menderita penyakit tifus dan demam berdarah. Kondisi ini mengharuskannya untuk mengurungkan niatnya kembali ke Gunungsitoli dan harus menjalani rawat inap. Ia menambahkan selama dirawat di Rumah Sakit Elisabeth Medan kurang lebih tujuh hari, dirinya dilayani dengan baik dan tidak ada biaya yang harus ia keluarkan.
“Hasil pemeriksaan laboratorium waktu itu cukup mengkhawatirkan. Kondisinya sudah terjadi infeksi dibeberapa bagian. Syukurnya tim medis sangat membantu kala itu. Setelah menjalani pengobatan dan dirawat inap selama tujuh hari, saya diizinkan pulang karena kondisi saya sudah baik. Tidak ada biaya yang ditagihkan ke saya, semuanya dijamin JKN-KIS,” tutur Jesica.
Lebih lanjut ia menceritakan, setelah pulang dari rumah sakit ia melanjutkan perjalanannya kembali ke Kota Gunungsitoli. Selang beberapa hari dari kedatangannya di Gunungsitoli, kondisi kesehatannya kembali drop, dan ia harus kembali melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan. Betapa leganya ia ketika tidak ada kesulitan saat berobat di Puskesmas Gunungsitoli Utara yang tidak jauh dari rumahnya, meskipun FKTP tempatnya terdaftar ada di Kota Medan.
“Sangat lega saat saya tetap dilayani di Puskesmas dekat rumah saya. Mereka tidak mempermasalahkan FKTP tempat saya terdaftar. Meraka hanya mengimbau agar saya melakukan pindah FKTP jika memang ada rencana menetap lama di Gunungsitoli,” ujarnya.
Ia juga menceritakan bagaimana ia dilayani dengan baik, diperiksa oleh dokter dengan sigap, serta tidak lupa diberikan obat.
“Pelayanan yang saya terima saat itu seluruhnya gratis. Saya merasa JKN-KIS merupakan program yg sangat baik, tidak ribet, dan bisa digunakan diseluruh wilayah Indonesia, asalkan kita mau mengikuti prosedur layanan dengan tepat,” beber Jesica.
Reporter : Topan
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful












