SUMENEP, Kamis (3/3/2022) suaraindonesia-news.com – Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, satu-satunya Desa yang dijuluki sebagai Desa Wisata Keris. Pasalnya di Desa itu, dimana warganya mayoritas berprofesi sebagai pengrajin keris. Keahlian membuat keris ini diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang mereka.
Tak heran jika Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani ingin bersilaturrahmi langsung dengan pengrajin keris Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep.
Sayangnya, disaat kunjungannya (Puan Maharani) ke Kabupaten Sumenep, belum bisa bersilaturrahmi secara langsung ke Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi karena padatnya jadwal kegiatan dan waktu yang tidak memungkinkan, namun silaturrahmi tetap dilakukan dengan diwakili Kepala Desa Aeng Tong-tong Hadi Sudirfan yang berlangsung di kediaman MH Said Abdullah.
Dalam kesempatan itu, Hadi Sudirfan diberi kesempatan untuk berbincang langsung dengan Puan Maharani, dan dalam momen itu juga Putri Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu menyampaikan permintaan maaf nya karena tidak bisa berkunjung langsung ke Desa Aeng Tong-tong.
Sementara Hadi Sudirfan, Kepala Desa Aeng Tong-tong saat ditemui usai silaturrahmi dengan Puan Maharani menyampaikan bahwa dirinya tetap bangga bisa mengenalkan dan menyampaikan kondisi pengrajin keris yang ada di Desanya.
“Walau ibu Puan tidak bisa silaturrahmi langsung ke pengrajin keris yang ada di Desa Aeng Tong-tong, saya tetap berterimakasih karena sudah diberikan kesempatan untuk bertemu langsung dengan beliau,” kata Sudirfan.
Untuk diketahui, Desa Aeng Tong-tong dengan jumlah penduduk sekitar 1.200, rata-rata semuanya mayoritas pengrajin keris.
Pengrajin keris di Desa Aeng Tong-tong sendiri tidak hanya dari kalangan tua saja. Karena sejak di usia dini pun sudah banyak yang berproses menjadi pengrajin. Seperti pemuda pun ikut ambil bagian di dalamnya. Bahkan petinggi desa dengan perangkatnya, mayoritas juga adalah perajin keris.
Sudirfan menceritakan, Keris yang diproduksi oleh Desa Aeng Tong-tong banyak diminati masyarakat. Bahkan pemasarannya hingga ke luar daerah, seperti Lombok, Sumatera, dan Kalimantan bahkan hingga keluar negeri.
“Seperti ke Singapura, Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam,” terangnya.
Desa Aeng Tong-tong dijelaskannya, dinobatkan sebagai Desa Wisata Keris semasa kepemimpinan A Busyro Karim sebagai Bupati Sumenep sejak Maret tahun 2018.
Bahkan sejak 2014, Sumenep telah mengukuhkan dirinya menjadi Kota Keris. Bahkan United Nation Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) juga telah menetapkan Kabupaten Sumenep sebagai daerah perajin keris terbanyak di dunia, sebagian besarnya ada di Desa Aeng Tong-tong berkat semangat para empu keris.
Diantaranya terdapat 470 – 500 empu keris di Sumenep yang jumlahnya mengalahkan Yogyakarta yang masih 15 empu. Sehingga UNESCO mengakui Sumenep, dengan penobatan sebagai jumlah empu alias pembuat keris terbanyak di Asia Tenggara.
Sehingga hingga saat ini, setiap tahun, pusaka keris dijamas oleh para empu yang disaksikan pejabat daerah seperti Bupati dan Wakil Bupati Sumenep.
Penjamasan pusaka tersebut dilakukan sebagai wujud syukur masyarakat Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep terhadap leluhur yang telah mewariskan keahliannya dalam membuat keris.
Reporter : Sudirman
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful