KOTA BATU, Rabu (5/6/2019) suaraindonesia-news.com – Ribuan umat islam yang menuaikan ibadah sholat id Idul Fitri 1 Syawal 1440 hijrah, Rabu (5/6/2019) di halaman Mapolres Batu dijaga ketat. Sejumlah aparat kepolisian bersenjata lengkap disiagakan disekitar area halaman Mapolres, terutama di pintu masuk jamaah yang hendak mengikuti sholat Idul fitri.
Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto mengatakan pengamanan sholat idul fitri di Mapolres Batu ini tidak ada kaitannya dengan kasus bom Bunuh diri di Pos Polisi Kartasura Sukoharjo Jawa Tengah, Senin (3/6/2019) malam, tetapi pengamanan solat id di Mapolres itu murni dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Pengamanan solat id Di Mapolres itu diterapkan sesuai SOP, pengamanan bukan hanya dilakukan oleh aparat kepolisian saja tetapi pengamanan itu dilakukan juga oleh kelompok lintas agama, remaja protestan, Kelompok muda Katolik, Pencalang dari Hindu,” kata Budi Hermanto saat ditemui usai sholat Id Idul Fitri.
Menurutnya, pengamanan dengan melibatkan Polisi dengan kelompok lintas agama ini adalah sesuatu yang baik untuk menjalin persatuan dan kerukunan, pengamanan ini dilakukan seperti itu, dirinya tidak ingin kota Batu kecolongan.
“Kami ingin memberikan rasa aman dan khusuk kepada para jamaah yang sedang menjalankan sholat id, kami sampaikan sekali lagi pengamanan ini tidak ada kaitannya dengan bom bunuh diri di Pos polisi Kartasura Jawa Tengah, makanya tema kali ini tema kita merajut perdamaian dan kerukunan ” ungkapnya.
Sedang Khotib Ustad Choirul Rozikin dalam penyampaikan khutbahkan meminta semua untuk selalu tertib dalam pola hidup sehari hari, dimana ketertiban merupakan dasar yang pokok dalam mewujudkan keamanan, perdamaian dan ketentraman.
“Kita semua tahu, betapa sulitnya menjadi orang baik, namun lebih sulit lagi menjadi orang yang tertib, tertib dalam beribadah, tertib hukum, tertib lingkungan, tertib dalam hubungan bermasyarakat dan bernegara, sehingga tertib pun menjadi salah satu senjata yang ampuh untuk menakhukkan hawa nafsu kita,” kata Chairul Rozikin.
Dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara, tutur dia, harusnya mampu mengedepankan ketertiban dalam segala hal, jangan sampai terlalu menuruti hawa nafsu saja, atau hanya mengikuti figure-figur atau kelompok kelompok yang justru dapat menyeretnya pada pola kehidupan yang tidak tertib.
“Yang dapat memicu timbulnya kerusuhan, pertikaian bahkan perpecahan, oleh sebab itu, kita semua haruslah lebih selektif dalam memilih sosok panutan maupun kelompok kelompok dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara,” Jelasnya.
Ia juga mengajak kepada jamaah, janganlah memilih dan berhubungan dengan orang alim, teman atau kelompok kelompok, yang justru malah membuat semakin jauh dengan Allah, jauh dengan Rasulullah, jauh dengan syariat agama islam.
“Tetapi cari dan berhubunganlah dengan orang orang alim, teman atau klompok kelompok yang mampu membawa dan membimbing kalian semua, dari kesombongan, kekerasan, merasa paling benar dan paling besar menuju sifat kerendahan,” tuturnya.
Dengan demikian, diharapkan bisa benar benar mengamalkan budi pekerti, sifat dan sikap tawadu’ kepada sesama sesuai dengan tuntunan syariat agama islam, agama islam telah mengajarkannya untuk selalu berakhlaq yang baik, akhlaq berhubungan dengan Allah maupun akhlaq berhubungan dengan sesama makhluk.
Reporter : Adi Wiyono
Editor : Amin
Publisher : Imam
