ACEH TIMUR, Kamis (01/04/2021) suaraindonesia-news.com – Sekitar 60 an nelayan kecil Kuala TPI Idi Rayeuk mengeluh karena sulitnya mendapat Bahan Bakar Minyak (BMM) bersubsidi, akibatnya sudah dua bulan tidak bisa melaut untuk mencari ikan untuk menghidupi kelurganya.
Kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi bagi nelayan kecil yang berada dilokasi TPI diduga ada oknum nakal yang bermain. Berdasarkan pengakuan para nelayan di SPBM hanya diberikan kepada pemilik kapal/boat besar karena mereka punya dana untuk bayar tunai. Jika pun diberikan tidak boleh lebih 2 jerigen dengan ukuran satu jerigen 35 liter, sedangkan nelayan kecil tidak punya anggaran untuk bayar tunai. Bahkan kata nelayan alasan pihak SPBM tidak diberikan tidak cukup untuk kebutuhan boat besar.
Keluhan tersebut diungkapkan sejumlah nelayan yang ditemui media ini di TPI Idi. Rabu (31/03).
Zulkifli nelayan Desa Blang Geulumpang mengatakan jika pihaknya sudah dua bulan tidak melaut karena tidak sangup membeli BBM industri, sementara BBM jenis solar subsidi sangat sulit didapatkan.
“Selama ini kami harus membeli solar industri, sedangkan solar bersubsidi sangat sulit didapatkan apalagi kami hanya nelayan menggunakan boat kecil, sedangkan yang pemilik boat besar mudah mendapatkan surat rekomendasi dari Dinas Perikanan,” ujar Zulkifli.
Hal senada juga dikeluhkan nelayan kecil lain nya, Zainul Bahri (42) mengatakan sudah berhari-hari tidak bisa melaut karena keterbatasan modal, apalagi harus membeli BBM industri Rp 7000, per liter.
Wakil Panglima Laot Sulaiman saat ditemui di TPI Idi, membenarkan bahwa selama ini kesulitan nelayan kecil adalah sulitnya mendapatkan BBM bersubsidi.
“Banyak nelayan kecil tidak bisa melaut karena tidak mampu beli minyak boat,” ujarnya.
Kabid Tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh Timur, Zainabon saat dikonfirmasi via telpon mengakui tentang kendala yang dihadapi para nelayan kecil terhadap kesulitan nelayan dalam mendapatkan BBM subsidi. Bahkan ia tak menampik ada oknum-oknum mafia minyak bermain untuk keuntungan pribadi.
Menurut Zainabon, sekarang sedang terjadi kelangkaan BBM bersubsidi, bahkan ada yang sudah diberikan surat rekomendasi dari dinas namun tidak diberikan oleh SPBU.
“Selanjutnya kita juga sudah turun ke SPBU membicarakan dengan pihak mereka untuk membantu sementara waktu agar nelayan bisa melaut apalagi tidak lama lagi hari meugang dan masuk bulan ramadhan,” terangnya.
“Kasihan para nelayan, jika tidak bisa melaut, paling tidak jika bisa melaut bisa membeli daging meugang,” ujarnya.
Jika sudah normal kembali nanti, kata dia, pihaknya akan membicarakan langkah selanjutnya, yang penting saat ini nelayan bisa melaut.
Reporter : Masri
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful