Reporter: Nazli Md.
Abdya-Kamis (17/11/2016) suaraindonesia-news.com – Diduga membahayakan keselamatan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) melalui Badan Penangulangan Bencana Kabupaten (BPBK) melaksanakan penebangan pohon Trembesi yang berlokasi dijalan sentral, pusat kota blangpidie.
Pantuan sejumlah awak media, penebangan pohon trembesi turut dihadiri Plt, Sekda Abdya Drs Thamrin, dan Forkompinkab, serta para penjabat di jajaran sekdakab setempat.
Plt Sekretaris Daerah(sekda) Abdya Drs Thamrin dalam sambutannya mengatakan, penebangan pohon Trembesi ini dilakukan karena sudah sangat tua, kondisinya pun sudah lapuk.
”Apa lagi keberadaannya dipusat perkotaan, sudah barang tentu, sangat rawan kecelakaan, terutama pada saat angin kencang melanda.”sebut singkat Thamrin.
Sememtara itu, Kepala BPBK Abdya Amiruddin S,Pd didampingi Sektaris Mudasir dan kabid kedaruratan Retno Zuasa ST mengatakan, sebelum dilaksanakan penebangan pihak nya telah membuat rapat bersama pimpinan, karena kita nantik khawatir akan terjadi jatuhnya korban jiwa, dan penebang pohon pun kita kontrak selama satu bulan dengan jaminan keselamatan penebang di asuransikan.
“Apa lagi kondisi pohon trembesi tersebut sudah sangat tua dengan usia 248 tahun, panjang 50 meter, besar 3 meter, dan cukup lapuk,”katanya.
Selain itu kata Amir, Trembesi tua itu berada di sisi jalan, persis di tengah kota Blangpidie, tepatnya di kompleks Asrama Kodim 0110 Abdya, Tinggi pohon ini mencapai 50 meter. Peristiwa angin kencang sebulan lalu menyebabkan satu ruas dahan besar pohon patah dan menimpa beberapa unit rumah dinas milik TNI yang sedang direnovasi, Dan beruntung tak ada korban dalam insiden itu.
“Kalau peristiwa patah dahan pohon itu terjadi pada siang hari, tentu ada korban jiwa karena anak-anak sering bermain di bawah pohon tersebut,”kata Amiruddin.
Dijelaskan Amir, penebangan pohon besar tersebut dilakukan atas nama Pemkab Abdya dan secara manual oleh sarah ali, yang berasal dari sumatra utara warga nias yang saat ini berdomisi didesa pulau kayu kecamatan susah, Proses memotongan pohon ini diperkirakan 12 hari.
Seorang warga kota itu menyayangkan jika pohon itu ditebang, menurutnya, mungkin ada cara agar pohon itu diselamatkan. Minimal tidak memusnahkan seluruh bagian pohon itu.
“Mungkin saja dengan memangkas ujung-ujung yang membahayakan. Karena pohon ini dapat dikatakan heritage yang menjadi salah satu ciri khas Blangpidie, selain Simpang Cerana,” kata sumber tersebut sambil berpesan kepada suaraindonesia news.com untuk tidak bersedia menuliskan namanya.













