JEMBER, Senin (28 Agustus 2017) suaraindonesia-news.com – Sebuah acara fashion show yang digelar oleh Maey Enterprise, bertajuk “The King & Queen of Java 2017” di Ballroom Saphire, Aston Hotel Jember, Jumat (25/8) mendadak dibubarkan paksa oleh Kepolisian setempat.
“Pokoknya ini harus bubar dalam waktu 3 menit dari sekarang, Jangan sampai ada pertumpahan darah disini,” ucap Owner Maey Enterprise sekaligus Ketua Panitia, Naning Susiana menirukan ucapan Kepolisian membubarkan paksa acaranya tersebut, saat dirinya menggelar jumpa pers di salah satu hotel di Jember, Minggu (27/8) sore.
Sontak suasana saat itu mencekam, bahkan peserta anak-anak menangis saat melihat langsung saat anggota kepolisian mengatakan kalimat tersebut.
Di luar gedung acara pun, lanjut Naning, sudah bersiaga anggota Kepolisian setempat yang berjaga-jaga dengan senjata lengkap.
Pembubaran tersebut karena ada keberatan dari salah satu organisasi masyarakat (Ormas) di Jember yang menuding acara tersebut mengandung unsur LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) sehingga mengecam acara tersebut harus bubar.
Sementara itu, salah satu agency peserta, Gembos (nama panggung) mengutarakan kekecewaannya akan hal ini.
“Ada bancinya memang betul, tapi kami disitu hanya mencari rejeki dengan merias peserta, dan membuatkan baju untuk para peserta,” ucap Gembos.
Atas tudingan hal tersebut oleh salah satu ormas tersebut, Owner Maey Enterprise menegaskan bahwa ini bukan acara LGBT.
“Kami tegaskan acara kami tidak ada yang berkostum vulgar (menyimpang dari norma kesopanan), mereka berpakaian sopan, karena acara ini mengangkat tema budaya jawa dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Indonesia ke-72,” tegas Naning.
Bahkan kami telah prosedural meminta ijin keramaian kepada Polsek setempat, lanjutnya Naning, yang selanjutnya direkom oleh Polsek ke Polres.
Dikonfirmasi pada hari yang sama, Kapolres Jember membenarkan kejadian tersebut. Baca Juga: Bakamla RI Terus Dukung Program Kemendesa PDTT dalam Mewujudkan Nawa Cita
Pembubaran tersebut dilakukan oleh anggotanya karena ada surat dari ormas di Jember menyebut acara tersebut mengandung LGBT.
“Tugas kami menjaga Kamtibmas, mengingat ada surat dari salah satu ormas, jadi kami gerak cepat,” ucap Kapolres Jember, Kusworo Wibowo saat dikonfirmasi, Minggu (27/8) malam.
Ormas yang dimaksud oleh Kapolres adalah Gerakan Pemuda Anshor Jember, di bawah pimpinan HM. Ayub Junaidi.
Atas pembubaran ini, Naning Susiana menderita kerugian puluhan juta.
“Kami menderita kerugian Rp. 25-30 juta, terlebih nama baik kami tercoreng, Kami meminta maaf kepada seluruh peserta,”, tukas Naning. (Guntur)