Reporter : Adi Wiyono
Kota Batu, Suara Indonesia-News.Com – Rumah Warga yang berda di RW 08 Dusun Jeding desa/kecamatan Junrejo Kota Batu, 50 persen dalam kondisi bahaya, pasalnya 50 persen rumah milik warga itu diatas terowongan galian pasir yang dilakukan oleh warga setempat sekitar tahun 1970 an dan tahun 1980 an.
Kepala desa Junrejo Andi Faisal saat ditemui, Rabu (2/3/2016) mengatakan bahwa tempat tinggal milik warga RW 08 , sekitar 50 persen posinya dalam keadaan bahaya karena rumah yang ditemapatinya itu dibawahnya terdapat galian pasir luas dan memanjang, sehingg bila terjadi gempa, hujan deras dan terjadi getaran cukup besar akan selalu mengancam seperti yang terjadi di Rt 04 RW 08, Selasa (1/3/2016) dini hari lalu.
“Di RW 08 itu banyak terowongan-terowongan yang digali oleh warga dengan maksud menggali pasir sejak puluhan tahun lalu, hal ini rawan ambles bila terjadi getaran atau hujan deras” kata Andi Faisal
Untuk itu kata dia, warga di RW 08 itu harus selalu waspada akan terjadinya bencana, tanah ambles dan longsor, namun demikian dirinya tetap berharap warga didesanya selalu diberi keselamatan dan jauh dari musibah.
Sementara itu menyikapi bencana tanah ambles di Rt 04 RW 08 Dusun Jeding desa Junrejo, Pemkot Batu untuk berikutnya, akan segera melakukan pemetaan terhadap bekas galian pasir yang mengakibatkan tanah amblas di kawasan tersebut.
“Pemetaan ini dilakukan agar Pemkot Batu mengetahui luas dan arah bekas terowongan galian pasir agar antisipasi tanah amblas bisa di lakukan sedini mungkin” Kata Camat junrejo Muhammad Adhim.
Selanjutnya, kata dia, pihaknya akan melakukan memetakan terowongan bekas galian pasir untuk mengetahui luas dan arah terowongan bekas galian pasir yang sudah puluhan tahun tidak berfungsi agar masyarakat mengetahui apakah rumah yang dihuninya itu diatas terowongan atau tidak
“Dalam waktu dekat ini kami akan mengundang semua tokoh masyarakat Jeding dan para pelaku sejarah yang mengetahui sejarah penggalian pasir pada tahun 1970 atau 1980 an, sampai dimana galian pasir itu. Data itu yang kami perlukan untuk melakukan tindak lanjut berikutnya
Sementara paska bencana tanah ambles , Kata adhim, Pihak Pemkot Batu dan Badan Penangulangan bencana Daerah (BPBD) kota Batu terus melakukan berbagai tindakan, salah satunya dengan menguruk atau menimbun bekas lubang yang amblas di rumah empat kepala kekuarga (KK).
Pengurukan di areal bekas tanah ambles itu di lakukan agar bekas lubang bisa di ratakan agar warga di sekitar lokasi tidak kwatir lagi akan terjadi tanah amblas seperti yang terjadi selasa kemarin itu.
Dari pantauan di lokasi BPBD kota Batu mengerahkan alat berat untuk menutup bekas tanah amblas bekas galian pasir puluhan tahun lalu.
Ia juga menyatakan hingga sekarang ini sudah 13 truk material tanah sudah di uruk atau di masukan untuk menutup lubang bekas tanah amblas tersebut.


 
									










