Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita

Di Depan Kemenkes RI Bagian SDM, Bupati Faida Beberkan Kondisi Pembangunan Kesehatan di Jember

Avatar of admin
×

Di Depan Kemenkes RI Bagian SDM, Bupati Faida Beberkan Kondisi Pembangunan Kesehatan di Jember

Sebarkan artikel ini
Pertemuan tenaga kesehatan nakes se Kabupaten Jember
Pertemuan tenaga kesehatan (nakes) se Kabupaten Jember

Reporter: Guntur Rahmatullah

JEMBER, Minggu (28/5/2017) suaraindonesia-news.com –     Di depan Kepala Badan Pengembangan SDM di Kementerian Kesehatan RI, dr Kirana Pritasari,  Bupati Jember dr Hj Faida, MMR beberkan, dan bukan – bukaan tentang kondisi pembangunan kesehatan di Jember.

Bahkan, disaksikan ribuan tenaga kesehatan (nakes) se Kabupaten Jember yang diundang hadir di Aula PB Sudirman, Jumat (26/5/2017), pukul 13.00 WIB, serta di hadapan Kabid Pengembangan SDM di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Yuwono Widiastuti, dr Faida, secara terbuka membongkar semua problematika  kesehatan di Kabupaten Jember.

Bupati yang baru dilantik pada Februari 2016 ini membeber kondisi kesehatan di Jember selama ini, baik soal penataan Sumber Daya Manusia (SDM), fasilitas kesehatan, anggaran kesehatan,  administrasi kesehatan, partisipasi masyarakat bidang kesehatan, dan pelayanan kesehatan.

Faida, yang juga mantan CEO RS Bina Sehat ini, secara cermat dan teliti menyampaikan berkas susunan perencanaan perombakan pembangunan kesehatan di Jember. Dari masa  penyusunan perencanaan  sejak dilantik hingga saat ini telah dikumpulan seluruh masalah yang krusial.

Masalah  krusial  itu antara lain, masih banyaknya tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja tidak sesuai  Surat Keputusan (SK) penempatan yakni tenaga bidan berjumlah 26 orang, tenaga fungsional umum  18 orang, perawat  8 orang, dokter umum  7 orang, asisten apoteker  7 orang, sanitarian  3 orang, analis kesehatan 3 orang, kesehatan masyarakat  2 orang, dokter gigi 1 orang, dan perawat gigi 1 orang sehingga totalnya 76 orang tenaga kesehatan  tersebar di Dinas Kesehatan, RS Daerah, Puskesmas, UPT GFK dan UPT Labkesda.

Baca Juga :  Kodim 0826/Pamekasan Gelar Pemeriksaan Kesehatan untuk Cegah Penyakit Tidak Menular

“Nakes dengan SK tidak sesuai penempatan yang ada Puskesmas ada 67 orang, di Labkesda ada 1 orang, di UPT GFK ada 2 orang, dan di Dinas Kesehatan ada 6 orang,” beber  Faida.

Di depan Plt Sekda Pemkab Ir Mirfano, Wabup Jember KH Muqit Arif, Kadinkes drg Nurul Qomariyah, Kepala BKD Jember,   Faida,  menegaskan bahwa  Puskesmas dan RS di Jember terkait SDM sangat jauh dari standar Permenkes No 75 tahun 2014, yakni tentang kebutuhan minimal tenaga kesehatan.

            Ironis lagi, bahwa selain tidak standart Permenkes, masih ditemukan ada seorang dokter yang SK penempatannya di Jember Medical Center (JMC) sehingga sekarang. Padahal sejak tahun 2006, JMC sudah tidak diaktifkan lagi.

“Kita juga temukan  Puskesmas yang tidak memiliki dokter  umum sama sekali, dan tidak memiliki dokter gigi,” ujarnya.

Ke depan kata Bupati sesuai perencanaan bahwa Puskesmas akan dipenuhi kebutuhan SDM nya, baik dokter, perawat, analis kesehatan, ahli gizi, dan pengaturan SDM di RS di Jember.

Untuk mendukung program itu berjalan maka Bupati telah menyusun pembangunan fasilitas Puskesmas sebagai rangsangan agar para dokter mau ditempatkan di Puskesmas, melayani masyarakat. Ada 15 unit Puskesmas yang akan dibangun di Jember memakai dana DAK dan Cukai Rokok.

Begitu, Bupati Faida, membeber rencana pembangunan Puskesmas di 15 titik, antara lain, Puskesmas Cakru, Tembokrejo, Lohjejer,  Kaliwates,  Karangduren, Sukorejo, Jenggawah, Gladak Pakem, Tempurejo,  Balung, Sukowono, Klatakan,  Mangli, Nogosari, Silo II, Sukowono, ribuan tenaga kesehatan baik perawat, hingga dokter, yang hadir tak berhenti sorak sorai tanda kagum dan senang, karena melihat gambar siteplan gedung Puskesmas pra dan paska pembangunan. Tak sedikit yang nyeletuk “Hebat, mantap, dan luar biasa”.

Baca Juga :  Bupati Nias Hadiri Musyawarah Nasional V APKASI Tahun 2021

Saat menayangkan slide itu, tersirat keinginan Bupati Faida, yang ingin menegaskan bahwa selama setahun memerintah dia tidak diam saja.  Faida,  mengaku memilih  tidak menggubris hinaan bahwa dia tidak  becus dan tidak bisa menjalankan pemerintahan di Jember, tetapi terus bekerja sesuai aturan dan on the track.

Selama ini  masyarakat tidak nyaman dirawat di  Puskesmas, tingkat kematian ibu dan anak masih tinggi karena layanan, kurangnya tenaga perawat yang kompeten,  bahkan nyaris semua  dokter tidak senang ditugaskan di Puskesmas karena bangunan dan fasilitasnya buruk. Hal itu semua kata Bupati akibat salah perencanaan.

  “Biarkan saja saya dihina. Dituding tidak bisa memerintah dan tak becus. Mereka akan tahu sendiri. Yang penting kita matang dalam perencanaan. Bagi saya kunci perubahan ada di perencanaan. Saya disindir dan dihina tak segera ada pembangunan.  Kan yang penting perencanaannya. Itu artinya serius. Kita tidak mau pembangunan rehek – rehek (asal asalan,red),” pungkas Faida.