KOTA BOGOR, Kamis (18/11/2021) suaraindonesia-news.com – Departemen ESL FEM bersama Departemen AGH Faperta IPB University adakan pelatihan urban farming dengan pemanfaatan limbah dapur rumah tangga yang berlokasi di RT 02 RW 08 Kp. Cilubang Mekar Desa Situ Gede, Kota Bogor, Selasa (16/11/2021) yang lalu.
Kolaborasi dosen muda Dept ESL yang hadir pada kegiatan tersebut adalah Dina Lianita Sari, Asti Istiqomah, Osmaleli, Bahroin Idris Tampubolon, dan Fitria Dewi Raswatie dan Dosen Dept Agronomi Hortikultura, Shandra Amarillis. Sementara Mahasiswa yang terlibat adalah Mahasiswa dari Sekolah Vokasi Program Studi Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian (PPP), Kirana Almira Subyakto, Pebry Editiani, Tasya Apriliana Rasyid, dan Muhammad Febrian Saputra.
Kegiatan ini merupakan program diikuti oleh sekitar 14 orang peserta dari ibu rumah tangga, Kelompok Wanita Tani (KWT) juga kepala rumah tangga.
Saat dihubungi Dosen Dept Agronomi Hortikultura, Shandra Amarillis memaparkan pemanfaatan kompos organik rumah tangga sebagai media tanam sayur seperti kangkung, bayam, caisin dan pakcoy.
“Pada kegiatan praktik penanaman sayur, sejumlah 1 asisten dosen mengabdi mendampingi 1 kelompok (yang terdiri atas 2-3 orang). Kegiatan dimulai dengan pembagian sekop kecil/garu untuk memasukkan media yang telah diaduk ke pot plastik yang telah digunakan,” ungkapnya, Kamis (18/11/2021).
Shandar menyebut, masing-masing kelompok memperoleh 10 pot plastik, selanjutnya pencampuran 3 karung arang sekam + 5 karung pukan kambing + 3 karung kompos, sehingga media cukup lembap untuk pertumbuhan tanaman sayur.
“Bibit caisim ditanam sebanyak 5 bibit per pot (6 pot/kelompok), sedangkan penanaman sayuran dari benih sebanyak 2 pot kangkung dan 2 pot bayam untuk per kelompok. Pot diletakkan pada posisi aman dan pada tempat yang terpapar matahari langsung pada saat penanaman,” ujarnya.
Lebih lanjut, Shandra menjelaskan, pembuatan MOL (mikroorganisme lokal) dari air beras, air lindi dan kompos yang dibuat mandiri dapat menjadi nutrisi tambahan pada media tanaman sayuran yang diberikan secara berkala. Aplikasi air MOL air beras dan air lindi kompos dilakukan dengan penambahan air, sedangkan kompos yang sudah matang atau dapat diaplikasikan jika berwarna kehitaman, remah, dan tidak berbau.
Sementara Ketua RT setempat, Herida menjelaskan, sebelumnya warga memiliki beberapa program kegiatan seperti bank sampah, pemilahan sampah, pembuatan kompos yang ditempatkan pada ruang khusus. Namun kegiatan tersebut tertunda karena kesibukan warga masing-masing.
“Semoga kegiatan berkebun ini memotivasi dan mendidik warga agar mau berkebun sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan bersama. Harapannya warga dapat secara mandiri untuk bercocok tanam selain untuk konsumsi pribadi tetapi juga bernilai ekonomis,” tuturnya.
Seperti kita ketahui, istilah urban farming sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat, kegiatan tersebut salah satunya dengan bercocok tanam yaitu dengan memanfaatkan lahan yang terbatas. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan lahan yang semakin berkurang oleh pembangunan jalan, perumahan, pusat perbelanjaan, masyarakat tergerak untuk melakukan urban farming. Selain hasilnya dapat dikonsumsi secara pribadi juga dapat bernilai ekonomis.
Reporter : Iran G Hasibuan
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful