BOGOR, Selasa (05/03) suaraindonesia-news.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Kabupaten Bogor untuk lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Berdasarkan prakiraan cuaca, hujan lebat disertai petir dan angin kencang diperkirakan terjadi pada 3 hingga 9 Maret 2025 di sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor.
Cuaca ekstrem ini berdampak pada layanan Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, yang mengalami kendala dalam memproduksi air bersih. Direktur Umum Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Abdul Somad, mengungkapkan bahwa curah hujan tinggi telah menyebabkan banjir di sumber-sumber air baku seperti Sungai Ciliwung, Sungai Cikeas, Sungai Cimanceuri, dan Sungai Cidurian. Akibatnya, produksi air bersih terganggu karena terbawanya lumpur dan sampah ke dalam arus sungai.
Sejumlah pelanggan di berbagai wilayah mengalami gangguan suplai air bersih. Wilayah yang terdampak meliputi:
Seluruh pelanggan di Cabang Pelayanan Cibinong dan Babakan Madang.
Sebagian pelanggan di Cabang Pelayanan Parung Panjang, Jonggol, dan Kemang.
“Kami memohon maaf kepada pelanggan atas gangguan yang terjadi,” ujar Abdul Somad.
Karena gangguan ini bertepatan dengan bulan Ramadan, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan menyadari bahwa kebutuhan air bersih pelanggan meningkat signifikan. Sebagai bentuk komitmen pelayanan, pihaknya akan mengerahkan truk tangki untuk mendistribusikan bantuan air bersih bagi pelanggan terdampak.
“Bagi pelanggan yang membutuhkan bantuan air bersih, silakan menghubungi call center di 1500862, WhatsApp di 082119969008, atau melalui DM Instagram di @perumdaairminumtirtakahuripan,” tambahnya.
Tim Tirta Kahuripan telah melakukan mitigasi di Hulu Sungai Ciliwung dan menemukan beberapa kondisi berikut:
Hulu Sungai Ciliwung di Telaga Saat dalam kondisi normal.
Terjadi longsor di belakang Masjid At-Ta’awun, Puncak, yang materialnya masuk ke aliran Sungai Ciliwung.
Banjir bandang dan longsor terjadi di Kampung Pensiunan, Tugu Utara, Kecamatan Cisarua.
Material longsoran yang masuk ke Sungai Ciliwung menyebabkan tingkat kekeruhan air meningkat drastis, sehingga menyulitkan proses produksi air bersih.
Abdul Somad memastikan bahwa pihaknya akan segera melakukan normalisasi suplai air jika kondisi air baku kembali normal.
“Kami juga mengimbau warga untuk tidak membuang sampah ke sungai dan mengajak masyarakat untuk berdoa agar bencana ini segera berlalu. Semoga produksi air bersih dapat kembali berjalan lancar,” tutupnya.













