BALIKPAPAN, Jumat (15/09/2023) suaraindonesia-news.com – Sebanyak 450 prajurit Raider 600/Modang Kodam VI/Mulawarman kembali dengan selamat setelah melaksanakan tugas pengamanan selama 14 bulan di Papua.
Ratusan prajurit yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Organik itu dipimpin langsung oleh Komandan Yonif (DanYonif) Raider 600/Modang Letkol Inf. Hanif Arridho.
Mereka bertugas di kewilayahan meliputi Kabupaten Merauke, Mappi, Asmat, Mimika dan Yahukimo. Kendati selama bertugas tidak ada kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), tapi upaya siaga tempur terus dilakukan selama 24 jam, mulai dari pos jaga, patroli kewilayahan hingga menyusuri hutan rimba dan sungai-sungai belantara Papua.
Kedatangan mereka disambut langsung Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo melalui Upacara di Lapangan Markas Komando Raider 600/Modang di Jalan Mulawarman, Kelurahan Lamaru, Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kaltim pada Senin, (17/7) lalu.
Selama bertugas di Papua, Letkol Inf. Hanif Arridho menceritakan, ratusan prajurit dibawah komandonya itu tak sedikit pun berkeluh kesah, semangat dan keberaniannya terus berkobar dalam memberikan keamanan dan rasa nyaman bagi kehidupan masyarakat ditempat mereka bertugas.
Tidak hanya memberikan rasa aman, pasukan prajurit terdepan di jajaran TNI AD itu aktif melakukan komunikasi, sinergi dan sosialisasi hingga penyaluran bantuan sosial dari bersih, pemeriksaan kesehatan dan pendidikan.
“Selama kami bertugas, alhamdulillah Pos-Pos jaga tidak pernah diserang oleh KKB, tapi kami selalu siaga. Yang terpenting bagi kami selama bertugas di sana (Papua) adalah kebersamaan bersama masyarakat. Masyarakat tidak hanya menjadi benteng kami, tapi sudah menjadi bagian dari Pos-Pos TNI, mereka ikut menjaga dan berbaur bersama,” cerita Letkol Hanif Arridho saat disambangi puluhan awak media online, cetak dan televisi di ruang kerjanya di Mako Raider 600/Modang, Jumat, (15/09).
Pria berpangkat dua melati ini mengatakan, pihaknya sebelum berangkat ke wilayah Papua tahun 2022 lalu membawa sebuah Slogan “Kami Adalah Saudaramu Dari Kalimantan”. Dengan slogan itu, kedatangannya beserta ratusan prajurit ke tanah Papua diharapkan dapat menjadi bagian dari visi masyarakat ditempat tugas. Sehingga masyarakat dapat terinternalisasi bahwa kedatangan TNI di tanah mereka adalah saudara.
“Ketika mereka merasa bersaudara dengan kami, mereka merasa tidak ada perbedaan, makan bersama dan berbaur bersama. Sehingga kedatangan kami di sana membuat mereka bahagia. Hal itu dibuktikan saat kami akan bertolak ke Balikpapan setelah 14 bulan bersama mereka, masyarakat di sana berbondong-bondong melepas kepergian kami. Dengan kesedihan diraut wajah mereka, itu terbukti bahwa prajurit 600/Modang dekat sekali dengan masyarakat selama bertugas,” ungkapnya.
Selama bertugas, kata Hanif, pihaknya juga tidak segan membantu kesulitan masyarakat, terutama kebutuhan air bersih. Di Kabupaten Asmat misalnya, selain mahal air susah didapatkan. Sehingga, ada inisiatif membuat alat untuk penampungan air hujan dan di alirkan ke masyarakat menjadi air siap minum.
“Air hujan yang sudah kami alirkan ke masyarakat dan menjadi air siap minum, itu kami alirkan secara gratis. Bantuan kesehatan juga kami lakukan kepada masyarakat secara gratis. Karena itu, kami berterima kasih kepada atasan kami dan Pemkot Balikpapan, Pemprov Kaltim dan Pemkab Penajam Paser Utara yang sudah membekali kami alat-alat kesehatan serta obat-obatan,” ucapnya.
Kendati pasukan Infantri dikenal sebagai pasukan tempur yang mematikan, namun mereka dalam urusan sosial berubah menjadi pasukan yang ramah, murah senyum dan bersahabat.
“Dalam tugas perang, Infantri memiliki slogan sendiri yakni ‘Cari, Dekati, Hancurkan’. Nah, saat kami mau pengobatan kepada masyarakat slogan itu kami rubah menjadi ‘Cari, Dekati, Obati’. Urusan sosial tersebut kami juga patroli, tapi mencari masyarakat yang sedang sakit,” ujarnya.
Pun selama bertugas, Hanif juga mengapresiasi Komandan Kompi Senapan A Yonif Raider 600/Modang Kapten Inf Gilang Ramadhan yang sekaligus Komandan Pos di Suru-Suru Kabupaten Yahukimo yang telah berhasil mengembalikan pengungsi di Suru-Suru setelah selama setahun lebih masyarakat mengosongkan Distrik tersebut. Bahkan Hanif menyebut, Suru-Suru seperti kota mati setelah adanya penyerangan dari Kelompok Separatis Teroris (KST) yang terjadi sebelumnya.
“Di bawah Komando Kapten Gilang para pengungsi saat itu secara berangsur kembali ke kampung halamannya di Suru-Suru. Saya sebagai Dansatgas dalam Operasi tersebut mengapresiasi keberhasilan itu. Apresia juga diberikan oleh Pangdam VI/Mulawarman, Pemkab Asmat dan Yahukimo kepada Kapten Gilang berupa Piagam Penghargaan,” sebut Hanif.
Di tempat yang sama, Kapten Inf Gilang juga menceritakan, awal mula bisa mengembalikan para pengungsi ke kampung halamannya di Suru-Suru. Pihaknya mendapat informasi dari Intel Kodim di Yahukimo, informasi itu didapatkannya setelah 7 bulan bertugas dalam Operasi tersebut, tepatnya pada tanggal 28 Januari 2023.
“Awalnya kami dapat informasi dari Intel Kodim Yahukimo, infonya akan ada Kepala Distrik dan sejumlah tokoh masyarakat yang akan mendatangi Suru-Suru untuk melihat kampung halamannya yang sudah ditinggal selama kurang lebih 14 bulan setelah penyerangan KST sebelumnya,” ujar Galang.
“Mereka pulang secara berangsur, karena merasa aman dengan adanya kami bertugas di Distrik itu. Saat itu, kembalinya mereka ke Suru-Suru kami juga waspada dengan memberikan syarat agar membawa bendera merah putih. Hal itu sebagai tanda bahwa mereka benar-benar warga Indonesia, bukan simpatisan KKB,” terangnya, lebih lanjut.
Reporter : Fauzi
Editor: Wakid Maulana
Publisher: Nurul Anam