Reporter: Nazli MD
Blangpidie, Abdya, suaraindonesia-news.com – Dari tahun ketahun perhatian dan penyuluhan yang dilakukan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) hanya difokuskan kepada petani sawah saja, padahal sektor-sektor lain yang juga membutuhkan bimbingan dan perhatian dianggap anak tiri, bahkan tidak ada.
Keluhan tersebut ditegaskan salah seorang petani sawit Lisman warga Desa Alue Sungai Pinang Kecamatan Jeumpa yang memiliki areal perkebunan sawit di Kecamatan Babahrot Kabupaten setempat kepada sejumlah wartawan di Blangpidie.
“Petani perkebunan sawit juga membutuhkan bimbingan dan perhatian, selain kami juga warga Abdya, sawit saat ini telah menjadi primdona yang mampu mensejahterakan masyarakat,” gerutu Lisman, Rabu (27/4/2016).
Lisman menegaskan, BP4K sangat pilih kasih dalam melakukan pembinaan terhadap para petani dalam kabupaten setempat karena hanya penyuluhan difokuskan kepada satu petani sawah.
”Penyuluh merupakan agen perubahan untuk merubah perilaku, sikap dan keterampilan para pelaku utama yaitu para petani. Dengan cara melakukan bimbingan secara rutin melalui kunjungan ke tingkat kelompok maupun secara langsung mendatangi petani,” imbuhnya.
Lebih lanjut Lisman menyayangkan yang terjadi saat ini para petani sawah mendapatkan perhatian khusus dibandingkan dengan pekebun, petani tambak ikan dan lainnya.
”BP4K Abdya terlalu fokus terhadap persoalan padi dan menganak tirikan petani komoditi yang lain,” tegasnya.
Hal senada juga disebutkan Riandi warga Tangan-Tangan yang memiliki kebun kopi. Dirinya mengakui, selama ini dirinya bersama petani-petani kopi lainnya sangat merasa kurang perhatian oleh BP4K.
”Malah yang sering melihat kami itu pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan saja,” akunya.


							










