Reporter: Adi Wiyono
Kota Batu, suaraindonesia-news.com – Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karang ploso Malang memprediksi bahwa fenomena perubahan iklim la nina akan terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September, Pada saat La Nina terjadi suhu udara di permukaan air laut akan mengalami penurunan.
Namun perubahan iklim tersebut akan membawa dampak positif bagi pertanian seperti tanaman padi dan jagung.
Hartanto Kepala BMKG Karang ploso Malang, saat ditemui di kantornya, bahwa mengatakan kemungkinan La Nina yang terjadi tahun 2016 ini akan menimbulkan risiko yang signifikan bagi produksi jagung, kedelai, gandum, gula, kapas, dan kopi.
“Tanaman yang kurang baik adalah seperti cabe, sayur, bawang, cengkeh itu tampaknya akan sulit memperoleh hasil yang baik saat La Nina terjadi, sedang jagung dan kopi menjadi bagus,” Kata Hartanto, Rabu (15/06/2016).
Hartanto juga menyatakan prediksi terjadinya La nina bula juli itu dimaksudkan untuk memberitahu kepada masyarakat terkait adanya perubahan iklim atau fenomena la nina yang akan terjadi di tanah air.
Menurutnya jika la nina akan terjadi pada bulan juli, Agustus dan September dimana pada saat tersebut suhu permukaan laut akan menurun, namun di sisi lain akan terjadi naiknya instensitas hujan di beberapa daerah termasuk di jawa Timur.
Prediksi la nina oleh BMKG, kata dia tidak lepas dari fenomena El nino yang terjadi pada tahun sebelumnya yakni pada tahun 2015 dan berdasarkan hal tersebut kemungkinan besar pada bulan Juli Agustus dan September akan terjadi La nina.
Meski akan terjadi la nina pada bulan tersebut BMKG meminta masyarakat tidak panik dan tetap waspada pada saat terjadi musim pancaroba seperti pada akhir musim hujam dan awal musim hujan yang biasanya akan terjadi putting beliung.
Sementara itu dari pantauan BMKG karang ploso bahwa belum semua daerah di Jawa Timur memasuki musim kemarau terutama daerah yang berada di dataran tinggi sedangkan dataran rendah sebagian besar sudah masuk musim kemarau.













