Beras Premium Tak Sepenuhnya Bagus - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Berita UtamaEkonomiRegionalTeknologi

Beras Premium Tak Sepenuhnya Bagus

×

Beras Premium Tak Sepenuhnya Bagus

Sebarkan artikel ini
mnvbm

LUMAJANG, Minggu (21/01/2018) suaraindonesia-news.com – Biarpun beras premium dikatakan lebih bagus dari kualitas beras medium, itu tidak sepenuhnya benar. Meskipun beras merupakan makanan pokok di Indonesia, sebenarnya tak banyak masyarakat yang mengetahui mana beras yang memiliki kualitas bagus dan tidak secara detail.

Pada umumnya masyarakat hanya melihat bagus tidaknya jenis beras dari fisiknya saja, dan tidak mengetahui secara detail.

“Jika beras tidak berbau, bersih dan memiliki harga lebih mahal, maka masyarakat beranggapan beras itu berkualitas baik. Namun itu tidak sepenuhnya benar,” kata salah satu warga kota Lumajang, yang mengkonsumsi beras premium merk Ladang Padi, Wati (50).

Wati ini mengakui kalau kebanyakan kaum ibu rumah tangga atau pembeli beras tidak mengetahui mana beras yang memiliki kualitas baik.

“Kebanyakan tidak paham betul beras yang bagus, anggapannya kalau mahal pasti bagus, padahal belum tentu, saat sudah dibuka biasanya baru mengetahuinya, kalau dalamnya bagus atau jelek,” ungkapnya lagi.

Baca Juga: Ada Benda Mirip Bom, Gatot Subroto Di Police Line 

“Saya sebelumnya memang mengkonsumsi beras premium merk ladang padi yang diproduksi PT Karya Setya Mustikatama. Namun saya sekarang beralih ke merk lain,” bebernya.

Wati mengungkapkan, jika dirinya beralih ke merk lain karena ladang padi separuh bungkus 10 kilogram mutunya jelek. Dan itu sudah dua kali dia membeli beras tersebut dengan mutu yang sama.

“Masak separuh bagus dan separuh lagi mutu kualitasnya jelek. Apa memang ada kesengajaan di oplos dengan beras raskin atau gimana saya ngga paham itu. Yang jelas saya sebagai konsumen merasa dirugikan,” keluhnya.

Baca Juga :  Plt Bupati Nilai Penataan Ruang Di Kabupaten Lumajang Belum Maksimal

Iklan Mariza 2

Berdasarkan informasi Badan Standardisasi Nasional (BSN), beras terbagi atas 4 klasifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) mutu beras, yakni premium, medium I, medium II, dan medium III.

Adapun, syarat umum pada beras, yakni  bebas hama dan penyakit, bebas bau apek, asam atau bau asing lainnya, bebas dari campuran dedak dan bekatul, dan bebas dari bahan kimia yang membahayakan konsumen.

Syarat khusus beras yang dikategorikan premium diantaranya, derajat sosoh mencapai 100 persen. Derajat sosoh merupakan tingkat terlepasnya aleuron (kulit ari) yang melapisi biji beras.

Selain itu, tingkat kadar air maksimal 14 persen. Kadar air ini ditentukan dari jumlah kandungan air di dalam butir beras.

Sementara itu, untuk kategori beras medium I, memiliki derajat sosoh minimum 95 persen, medium II 90 persen, dan medium III 80 persen dengan batas maksimum kadar air 14 hingga 15 persen.

Kemudian, untuk beras medium, memiliki butir patah atau beras pecah (broken) maksimal 20 persen untuk medium I, sedangkan untuk medium II maksimal 25 persen, dan medium III maksimal 35 persen.

Beberapa kategori tersebut harus diukur menggunakan alat-alat khusus untuk membedakan beras medium dan premium.

Seperti dikutip dari berbagai media, bahwa ada cara yang lebih mudah untuk membedakan beras premium dengan medium, pertama, dari perbedaan warna atau tingkat kecerahaan tampilan beras, jika lebih terang maka bisa dikategorikan beras premium.

Baca Juga :  100 Hari Pertama Kerja, Thoriq-Indah Akan Benahi Birokrasi

Kedua, yang paling mudah dibedakan adalah tingkat beras pecah atau broken, jika tingkat beras pecah sedikit maka bisa dikategorikan beras premium.

Jenis Premium dari sisi kecerahan lebih terang, medium agak buram tidak putih bersih, dan beras pecahnya juga sedikit kalau premium.

Selain itu, juga dapat dibedakan dari tingkat kotoran seperti gabah, batu, hingga kulit ari yang terbawa dalam beras. Jika beras medium maka akan mudah ditemukan kotoran yang terbawa dalam beras.

Kalau beras medium sering ditemukan gabah, batu, kalau di beras premium enggak ada sama sekali.

Terakhir, yang paling jelas perbedaannya adalah jika sudah dimasak atau setelah menjadi nasi, premium akan lebih enak dari sisi rasa, dan pulen.

Sementara itu, pihak PT Mustikatama Group melalui H Yusuf, mengatakan jika produksi beras sudah melalui berbagai proses.

“Tolong dibawa contoh berasnya, kita check ke bagian produksi karena sebelum padi diolah, kita check via tester kadar airnya dan diproses dengan mesin baru-computer. Jadi kemungkinan kecil kalau beras tersebut rusak, kecuali beras tersebut tercampur air dan tersimpan dilemari/rak,” jelasnya kepada media melalui WA nya tadi siang.

Reporter : Achmad Fuad Afdlol
Editor : Amin
Publisher : Tolak Imam