ABDYA, Sabtu (11/6/2022) suaraindonesia-news.com – Sejumlah warga dan pemuda Gampong Krueng Panto, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) resah akibat abrasi mulai mengikis sejumlah lahan perkebunan dan sawah padi petani di wilayah Gampong Setempat.
Samswir, selaku ketua pemuda di Gampong menyebutkan, Abrasi yang ditimbulkan itu akibat robohnya bendungan DI Alue tho dinilai semakin mengancam sejumlah lahan perkebunan dan sawah padi masyarakat.
Pihaknya sangat menyangkan sikap diam yang ditunjukkan pemerintah melalui instansi terkait. Padahal, sepengetahuannya, pada tahun 2021 lalu sudah pernah diajukan proposal terkait hal tersebut. Namun, sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
“Kami sudah coba memberitahukan kepada instansi terkait, namun jawaban yang kami dapatkan pada saat itu adalah, bahwa pada tahun 2021 pemerintah sudah kehabisan anggaran,” ucapnya kepada awak media dilokasi tersebut. Sabtu (11/06).
Menyikapi hal ini, untuk memperkecil dampak buruk dari abrasi tersebut, Samswir bersama pemuda Gampong (Desa) mengupayakan normalisasi yang bersifat swadaya masyarakat. Namun, ikhtiar tersebut tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
“Kami sudah berupaya bersama masyarakat untuk memperkecil dampak buruk kejadian ini dengan melakukan normalisasi secara swadaya, walupun hal itu tidak terlihat yang terbaik,” jelasnya.
Namun demikian, Ia berserta sejumlah warga yang terkena abrasi tersebut berharap, agar pemerintah atau instansi terkait dapat meninjau langsung ke lokasi.
“Ini terkait dengan kebutuhan hidup jika arus sungai terus mengikis maka sangat memungkinkan bakar lahan petani tenggelam, jadi apa yang kami sampaikan tidak terkesan Hoak atau mengada-ngada,” terangnya.
Sementara, M Daud yang merupakan Keujruen di wilayah tersebut berharap kepada pemerintah Kabupaten, Bupati, DPRK dan dinas terkait agar dapat segera melakukan pembenahan.
“Kami hanya meminta kepada pemerintah untuk segera lakukan perbaikan yang bisa mencegah erosi tanah sawah dan kebun warga yang terus terjadi, jika ini terus dibiarkan maka akan mengancam rumah warga” pinta keujruen M. Daud.
Sementara itu, Kepala BPBK Abdya Hafiddin, kepada media ini menyebutkan, berencana pada Senin 13 Juni 2022 akan meninjau langsung ke lokasi abrasi yang diakibatkan oleh pergeseran bendungan DI Alue Tho.
Tujuan kunjungan itu, kata dia, adalah untuk melihat secara langsung situasi dan kondisi abrasi yang mengikis lahan dan perkebunan warga krueng pantoe, sekaligus bersilaturrahmi dengan petani dan warga setempat.
“Sebelumnya, tahun 2021 kami sudah melakukan kunjungan ke lokasi tersebut dan kami juga pernah menerima laporan atau proposal dari warga, dan berdasarkan laporan tersebut, kami sudah menyurati kepala BPBD Provinsi,” katanya.
Namun, sampai saat ini pihaknya belum menerima jawaban dari pihak provinsi.
Selanjutnya, terkait bendungan yang berada di lokasi kejadian. Hafiddin mengatakan, bahwa bendungan tersebut adalah kewenangan PUPR Kabupaten Abdya dan bukanlah kewenangan pihak BPBK.
Namun, walaupun demikian, untuk kedepannya Ia berencana akan melakukan koordinasi dengan kepala PU.
“Insya Allah saya akan coba berkoordinasi dulu dengan pihak dinas PUPR di karenakan menyangkut dengan bendungan DI Alue Thoe Gampong Krueng Pantoe yang roboh, sekaligus mengajak Kepala PU untuk bersama sama meninjau langsung ke lokasi abrasi tersebut,” pungkasnya.
Reporter : Nazli
Editor : Nurul Anam
Publisher : Romla