Bela Pasien Operasi Salah Diagnosa, Sekjen Formabes Sampang Gebrak Meja Saat Audensi Dengan Direktur RS Nindhita - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Berita UtamaKesehatanPemerintahanPeristiwa

Bela Pasien Operasi Salah Diagnosa, Sekjen Formabes Sampang Gebrak Meja Saat Audensi Dengan Direktur RS Nindhita

×

Bela Pasien Operasi Salah Diagnosa, Sekjen Formabes Sampang Gebrak Meja Saat Audensi Dengan Direktur RS Nindhita

Sebarkan artikel ini
IMG 20251003 163217
Foto : DPC Forum Madura Bersatu (Formabes) Sampang, gelar audensi bersama Direktur RS Nindhita terkait pasien Hafid yang dilakukan tindakan operasi tapi salah diagnosa. (FT/nor/SI)

SAMPANG, Jumat (3/10) suaraindonesia-news.com – Aksi bela kemanusiaan dilakukan DPC Forum Madura Bersatu (Formabes) dengan menggelar audensi bersama Direktur Rumah Sakit Nindhita Sampang, Jumat (3/10/2025).

Permintaan audensi ini dilakukan, karena membela pasien operasi Hernia warga Desa Tambelangan Kecamatan Tambelangan, tapi ternyata salah diagnosa. Sehingga, menimbulkan trauma dan kesakitan pada pasien Hafid, yang saat ini hanya bisa terbaring dirumahnya.

Hadir pada kesempatan itu, Direktur rumah sakit Nindhita dr Abdul Qodir Munsy beserta jajarannya, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sampang, dan perwakilan Dinas Kesehatan Sampang, dr Titin.

Audensi diawali dengan penyampaian tujuan audensi oleh Ketua DPC Formabes Sampang H. Maula dan dilanjutkan dengan tanggapan dari Direktur Rumah Sakit Nindhita dr Abdul Qodir Munsy. Tapi jawabannya dinilai tidak memuaskan peserta audensi dan dinilai hanya membela diri.

Kecewa pada jawaban Direktur Rumah Sakit Nindhita, Sekjen Formabes Mathari langsung minta waktu berbicara. Dengan darah mudanya ia langsung tancap gas menyampaikan permasalahan yang terjadi dan kondisi pasien saat ini mengalami trauma berat serta hanya bisa terbaring dirumahnya.

Baca Juga :  Civil Society dan Pemerintah Satukan Langkah dalam Milestone Program HIV & AIDS Deli Serdang

Bahkan dalam penyampaiannya keluar kalimat kasar dan gebrak meja.

“Saya ada disini karena demi kemanusiaan. Saya melihat kondisi pasien akibat salah diangnosa saat ini alami trauma berat dan kesakitan serta hanya bisa terbaring dirumahnya,” terang Hari.

Dikatakannya, saya tidak menyangka sekelas Rumah Sakit Nindhita yang banyak mempunyai dokter spesialis dengan alat medis yang lengkap, bisa salah diagnosa dan ceroboh melakukan tindakan operasi.

“Setelah dilakukan tindakan operasi ternyata salah diaknosa karena penyakitnya bukan Hernia. Melakukan tindakan operasi tanpa diaknosa medis adalah kesalahan dan masuk dalam kejahatan medis serta bisa dipidana dengan ancaman 5 tahun penjara,” ungkapnya.

“Untuk itu, saya minta pertanggung jawaban Rumah Sakit Nindhita pada pasien sampai sembuh dan meminta maaf secara terbuka serta memperbaiki manajemen pelayannya. Karena kejadian seperti ini sudah sering terjadi disini. Saya tidak ingin kedepannya ada lagi pasien jadi korban salah diagnosa lagi,” tandasnya.

Menyikapi permasalahan yang terjadi, dr Titin selaku perwakilan dari Dinas Kesehatan Sampang membijaksanai dengan baik dan meminta pihak Rumah Sakit Nindhita melakukan kunjungan dengan datang kerumah pasien dan melakukan tindakan untuk penanganan pasien hingga selesai.

“Fungsi Dinas Kesehatan melakuk pembinaan. Dinkes selalu melakukan pembinaan yang terbaik untuk kebaikan pasien. Sehingga, perlu adanya kunjungan dari Rumah Sakit Nindita dengan datang ke rumah pasien dan melakukan tindakan untuk penangan fasien sampai selesai,” pungkasnya.

Diakhir audensi Dirut RS Nindhita dr Abdul Qodir Munsy menyampaikan banyak terimakasih pada Formabes dengan audensi ini. Karena menjadi masukan atau kritikan lebih baik terhadap RS Nindhita.

“Kami siap mempertanggung jawabkan terutama dalam sisi kemanusiaan. Ini hanya miss komunikasi aja antar bahasa karena diagnosa yang dipahami orang awam dan yang dipahami sama dokter itu berbeda,” ujarnya.