SUMATERA UTARA, Rabu (21/2/2024) suaraindonesia-news.com – Lahan marginal merupakan lahan sub optimal yang potensial untuk pertanian, baik untuk tanaman pangan, perkebunan, ataupun perhutanan.
Di Indonesia sendiri lahan marginal dapat dijumpai, baik pada lahan basah maupun lahan kering. Sejatinya kebutuhan akan lahan produktif terutama untuk tanaman pangan makin meningkat, tetapi ketersediaan lahan semakin terbatas. Oleh karena itu perbaikan lahan marginal merupakan salah satu solusi alternatif untuk memperluas lahan produktif di Indonesia.
Terkait hal ini, terjadi juga di lahan bekas galian C yang berada di Desa Citaman Jernih dan Desa Adolina, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergei) yang kini disulap menjadi areal pertanian persawahan.
Awalnya, daerah tersebut termasuk dalam kawasan yang tidak produktif namun pasca dilakukannya pengerjaan galian C, kini lahan di daerah tersebut sudah dimanfaatkan warga sekitar dalam bidang pertanian dengan bercocok tanam seperti padi.
Reza salah seorang warga sekitar kepada awak media menyampaikan bahwa sekarang masyarakat di 2 Desa yaitu Desa Adolina dan Citaman Jernih sudah mulai melakukan tanam padi di lokasi eks galian C itu.
“Adapun di lahan tidak produktif itu, ditanami padi oleh masyarakat, saya melihat ada rasa gembira dari warga di 2 Desa itu karena sudah bisa mendapatkan lagi tambahan ekonomi mereka dari bercocok tanam padi, apalagi saat ini harga beras dipasaran sudah sangat tinggi harga perkilonya, dengan adanya areal lahan eks korekan galian C itu bisa dimanfaatkan warga sekitar dalam meningkatkan taraf perekonomian”, ucap Reza yang disebut sebut sebagai tokoh masyarakat di Kecamatan Perbaungan. Rabu (21/2/2024).
Reza juga menambahkan bahwa terobosan cetak lahan baru di area bekas galian C ini, merupakan mendukung program ketahanan pangan di Kecamatan Perbaungan, lokasi lahan yang dimaksud ada di sekitar bantaran Sungai Ular di Desa Citaman Jernih dan Desa Adolina.
Baca Juga: Hati – hati !, Penipuan Berkedok Lembaga Pemberi Pinjaman Tanpa Agunan di Medsos
“Areal bekas galian C yang dinilai tidak produktif itu, awalnya lahan tersebut sudah terlalu tinggi kondisi tanahnya, maka dilakukan pengorekan agar kembali dalam dan bisa ditanami padi oleh warga sekitar, apalagi daerah disana kan banyak sirtu (pasir batu) yang tidak bisa dimanfaatkan oleh warga masyarakat. Sehingga, dibuat terobosan dengan ditanam padi,” ujarnya.
Terpisah, Agus salah seorang warga lainnya yang berprofesi sehari harinya sebagai petani di Desa Citaman Jernih menerangkan hal yang senada, kalau dirinya bisa membiayai kebutuhan hidup keluarganya dengan bertani terutama dalam menanam padi di persawahan.
“Awalnya, kita masih bingung dalam mengatasi permasalahan lahan pertanian di Desa kami ini yang kian lama tanahnya makin tidak bisa dipergunakan lagi untuk bercocok tanam, namun setelah dilakukan pengorekan pada pengerjaan galian C kemarin lahan kami sudah bisa dicetak kembali untuk lahan persawahan, semoga ini bisa bermanfaat kedepannya untuk mencari solusi yang saat ini harga beras yang kian tinggi harga pembelian di pasar, jadi dengan adanya kita menanam sendiri padi, bisa mengatasi dalam pembelian beras yang mahal bahkan kita bisa juga menjualnya kepada agen agen padi kalau stok untuk kebutuhan beras di rumah bisa mencukupi sampai panen berikutnya”, tutupnya.
Reporter: M. Habil Syah
Editor: Amin
Publisher: Eka Putri