SUMENEP, Sabtu (26/1/2019) suaraindonesia-news.com – Dalam rangka menyambut 11 tahun terbentuknya Forum Mahasiswa Madura (Formara) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mengadakan Dies Natalis Formara (DNF) tahun 2019.
Kegiatan ini diselenggarakan di empat kabupaten yang ada di Madura, sejak November lalu hingga Januari 2019, dan puncaknya di Sumenep.
DNF tahun ini mengusung tema “Bakti Formara untuk Madura” yang akan bergerak dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan dengan tujuan terwujudnya kesejahteraan masyarakat Madura menuju tercapainya SDGs (Sustainable Development Goals).
Menurut ketua panitia DNF 2019, Dwi Yanti Rachmasari Tartila, ada lima rangkaian acara DNF tahun ini, yaitu Formara Goes To School (FGTS), Try Out SBMPTN di setiap kabupaten yang ada di Madura, Futsal Competition di Sampang, Abdi Desa di Pamekasan, dan ditutup dengan Malam Puncak di Sumenep.
“Selain dalam rangka memperingati lahirnya Formara juga sebagai bentuk pengabdian diri kepada masyarakat daerah Madura yang merupakan tanah kelahiran mahasiswa Formara,” kata Yanti sapaan akrab Dwi Yanti Rachmasari Tartila.
Batik tulis Canteng Koneng menjadi seponsor utama dalam acara puncak DNF Forum Mahasiswa Madura Universitas Airlangga yang digelar pada Sabtu 26 Januari 2019, di gedung GNI Sumenep itu.
Acara yang dimeriahkan Ajang Fashion Show pada malam puncak DNF ini mengenakan gaun yang berbahan dasar batik tulis asli Rumah batik Canteng Koneng.
Dengan karya batiknya yang luar biasa dan sudah terkenal di tingkat Nasional dan internasional. Didik Hariayanto selaku pemilik Batik tulis Batik Canteng Koneng, menyampaikan bahwa merintis usaha ini sejak tahun 2011, dan terus mencoba melebarkan sayap sehingga terkenal hingga tingkat Nasional.
“Di bisnis ini kita tidak boleh menyerah dan jangan pernah putus asa, rugi untung itu sudah resiko bisnis karena tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau berusaha,” tutur pria yang biasa disapa Didik ini.
Menurut pengusaha muda asli Sumenep ini, yang paling penting kita harus berusaha dan ihktiar sebab menurutnya, pepatah mengatakan usaha tanpa do’a itu sombong ber do’a tanpa usaha itu bohong.
“Maka dari itu saya punya inisiatif untuk terus berkarir di batik tulis yang ter inspirasi dari batik–batik yang ada di Kabupaten Sumenep,” ujar Didik.

Didikmengaku sangat berterimakasih kepada semua pihak yang terkait dalam usahanya karena sudah membantu mengembangkan usahanya hingga saat ini.
Sementara Imam Mustafa, Desainer ternama Jawa Timur asal Kabupaten Sumenep juga ikut memeriahkan acara ini dengan menyuguhkan karya-karya menarik dengan mengeksplorasi beragam motif batik.
“Saya bangga bisa ikut meramaikan dan meramaikan puncak acara DNF yang diselenggarakan di Kabupaten Sumenep ini,” kata pria yang akrab disapa Imuz itu, Sabtu (26/1) malam.
Imuz juga mengaku bangga bisa menampilkan hasil rancangannya di depan warga Madura hususnya Sumenep, dengan sejumlah karyanya.
“Kami sebagai putra Sumenep ingin mengabdi untuk Sumenep melalui karya-karya saya,” kata pria asal Sumenep yang sudah berkarir dari tahun 2015 ini.
Ia juga mengaku sudah sering berkolaborasi dengan Batik Tulis Canteng Koneng Sumenep di sejumlah ivent di Jawa Timur.
“Saya sudah sering berkolaborasi dengan Batik Tulis Canteng Koneng, kami memang ada kecocokan ditambah lagi sama putra Sumenep nya,” aku perancang busana yang sudah masuk taraf nasional ini.
Perancang busana yang tergabung di Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Timur ini juga, mengaku bangga menjadi anak negri terutama putra Sumenep karena bisa berkontribusi melalui sejumlah karya terbaiknya, hingga akhirnya dipercaya sebagai pengelola Yayasan Putri Indonesia Jawa Timur untuk mensupport baju-baju Putri Indonesia Jawa Timur.
“Saya bangga menjadi anak negri Indonesia karena banyak yang bisa menjadi inspirasi, saya juga bangga bisa menjadi bagian dari putra Sumenep,” tukas pria yang suka desain unik itu.
Reporter : Ifa
Editor : Amin
Publisher : Imam












