Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
PeristiwaRegional

Bakomubin Kepri Resmi Dilantik, Ali Mochtar Ngabalin: Masjid Bukan Tempat dan Mimbar Provokasi

Avatar of admin
×

Bakomubin Kepri Resmi Dilantik, Ali Mochtar Ngabalin: Masjid Bukan Tempat dan Mimbar Provokasi

Sebarkan artikel ini
IMG 20230524 202610
Pelantikan Bakomubin Kepri periode 2023-2028 berlangsung khidmat dan lancar.

TANJUNGPINANG, Rabu (24/05/2023) suaraindonesia-news.com – Badan Komunikasi Mubaligh Indonesia (Bakomubin) Kepulauan Riau periode 2023-2028 resmi dilantik di Hotel Bintan Plaza, Tanjungpinang.

Dalam acara pelantikan yang mengangkat tema “Membina Keragaman, Memupuk Kesatuan, Menuju Indonesia Emas” ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum Bakomubin, Dr Ali Mochtar Ngabalin dan beberapa Tenaga Ahli Staf Kepresidenan Republik Indonesia.

Pelantikan ini berdasarkan Surat Keputusan Nomor 11/PW/BAKOMUBIN/KPPS/VII/2022 tentang kepengurusan daerah Bakomubin Kota Tanjungpinang, Kepri.

Ketua Umum Bakomubin, Ali Mochtar Ngabalin mengatakan organisasi ini bisa kuat karena dua hal. Pertama, program yang kontinyu seperti pembinaan baik basic maupun education untuk mubaligh. Kedua, Implementasi terhadap seluruh nilainya.

“Makanya kenapa penekanannya masjid, mimbar itu tidak boleh dijadikan sebagai tempat untuk memprovokasi orang. Tidak ada ajaran agama Islam seperti itu. Karena itu kita didik mereka dan BAKOMUBIN itu bukan ke timur bukan ke barat kecuali kepada Allah SWT,” jelas Ali Mochtar Ngabalin.

Dengan seperti itu seorang mubaligh atau ulama akan memiliki wibawa dan kehormatan karena mempunyai ilmu dan berpendidikan yang jelas.

“Kita orang Melayu bukan bangsa darimana tetapi orang Melayu memiliki tutur katanya terukur,” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad dalam sambutannya mengungkapkan kegiatan ini sangat bagus, niat dan tujuannya mulia. Artinya selain meningkatkan kualitas mubaligh supaya bisa menjadi penyemangat bagi masyarakat juga lebih mendorong ke hal-hal universal bagaimana menjaga negeri ini dengan moderasi yang baik.

“Saya kira yang namanya mubaligh itu tidak boleh puas dengan ilmu yang kita miliki, maka pembinaan seperti ini harus selalu dilakukan untuk menambah wawasan, referensi ilmu mereka (mubaligh, red) yang menyampaikan ilmu itukan mereka harus berilmu yang cukup untuk menyelesaikan kepada orang lain,” katanya, saat sambutan.

Reporter: Jaliuddin
Editor: Wakid Maulana
Publisher: Nurul Anam