SUMENEP, SUARA INDONESIA-NEWS.COM – Meski sudah ada tepisan tentang isu penyebaran uang tutup mulut kepada sejumlah wartawan dan LSM Sumenep terkait berita aksi demo raskin kemarin, namun penyebaran uang tutup mulut itu tetap saja mencuat ke permukaan. Uang pengkondisian berita yang diduga dari Kades Guluk-Guluk, Moh. Ikbal, ternyata diketahui mengalir ke kantong dua oknum wartawan harian, dan seorang LSM.
Masing-masing wartawan dan LSM menerima kucuran uang pengkondisian berita dari Moh. Ikbal, Kepala Desa terpilih Guluk-Guluk, sebesar 1 hingga 1,5 juta. Uang tersebut di alirkan Moh. Ikbal, sebesar Rp 1 hingga 1,5 juta perorang. Uang tersebut dimaksudkan agar pemberitaan media massa tidak terlalu tajam menyoroti aksi demo ribuan warga, yang menuntut kades terpilih diadili dan dihukum berat.
Uang pengkondisian berita dialirkan kades terpilih melalui temannya sesama kades ke tangan oknum LSM disebuah di Kecamatan Guluk-Guluk. Uang tersebut diminta untuk disebar ke wartawan media harian, agar tidak terlalu tajam menulis berita aksi demo raskin oleh ribuan warga Desa/kecamatan Guluk-Guluk.
Sehingga masyarakat lain yang ada di Desa Guluk-Guluk, tidak panik dengan adanya pemberitaan itu, dan pencairan raskin yang mereka tuntut tidak memperuncing suasana ditengah-tengah masyarakat yang baru saja menyelesaikan pilkades.
“ Aliran uang pengkondisian berita awalnya ya seperti itu, disebar melalui oknum LSM untuk dibagikan ke oknum wartawan harian, mereka menginginkan pemberitaan aksi demo raskin tidak terlalu besar dan tajam, makanya berita di dua media cetak yang wartawannya sudah terima duit terlihat datar dan hambar,” kata warga Desa Guluk-Guluk, yang mewanti-wanti agar namanya tidak di mediakan, Sabtu (13/12/2014).
Padahal, aksi demo raskin yang di gelar ribuan warga Desa Guluk-Guluk, merupakan yang terbesar sepanjang sejarah. Namun pemberitaan di media cetak khususnya media yang wartawannya sudah terima duit, terkesan biasa-biasa saja, padahal dua media itu sudah memiliki banyak pembaca dan terkenal di masyarakat.
Disinggung nama media maupun nama oknum wartawan yang menerima uang pengkondisian berita tersebut, ia malah mengelak untuk menyebutkannya. Warga Guluk-Guluk itu, hanya menyebutkan sepenggal dari nama dua media cetak itu, yang wartawannya menerima duit pengkondisian.
“ Pokoknya media yang namanya ada embel-embel Maduranya, saya kira sampeyan sudah tahu medianya dan orangnya mas,” sambil menutup telepon selulernya.
Sementara jatah raskin untuk warga Desa Guluk-Guluk, sebanyak 24.720 ton perbulan, dengan jumlah daftar penerima manfaat (DPM) sebanyak 1.640 orang. Data penerima raskin tersebut didapat sebelum ada pengurangan jatah dari pemerintah. Namun oleh Kepala desa setempat, jatah raskin untuk penerima hanya dibagikan dua kali sebanyak 1 gantang atau hanya 3,5 kg, dengan uang tebusan Rp 10 ribu. (zai/udien).