JAKARTA, Sabtu (21/11/2020) suaraindonesia-news.com – Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan & Anak (TRC PPA) Adalah Lembaga independent (Yayasan) mandiri yang inten memperjuangkan hak – hak perempuan dan 10 hak anak konvensi PBB 1989.
Hal tersebut disampaikan Annisyah Gumay, Ketua Humas Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA).
“Kami adalah lembaga independent, yayasan mandiri yang tidak dibiayai negara,” katanya. Sabtu (21/11).
Menurutnya, selama ini TRC PPA inten dalam memperjuangkan hak – hak perempuan dan 10 hak anak Indonesia yang hingga kini belum maksimal pemenuhannya.
“Untuk mencapai Visi dan Misinya, TRC PPA bermitra bersama TNI dan Polri dengan mengandalkan anggaran dari donatur dan iuran pengurus,” terang Annisyah.
Lanjutnya, TRC PPA sengaja belum membuat MoU bersama kementrian – kementrian terkait, kita masih monitoring keseluruh kementrian, sejauh mana fokus kementrian terkait terhadap 10 hak anak berdasarkan konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) 1989. Sementara ini TRC PPA Berjalan dengan anggaran amanah dari para donatur.
“Target kami dalam 1 tahun ini adalah anak – anak yang ada di pelosok negeri, mengingat banyak kabupaten/kota yang mengharapkan pemerintahan layak anak. Kami agendakan bermitra dengan TNI – POLRI di kabupaten pelosok Indonesia,” tuturnya.
Pihaknya mengaku senang bermitra dengan TNI – POLRI, karena tidak ribet terutama menyangkut permasalahan perempuan dan anak.(red)
