NUNUKAN, Kamis (20/2) suaraindinesia-news.com – Sebanyak 57 orang pekerja migran gelap tujuan Tawau, Malaysia, digagalkan oleh Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI – Malaysia dari Yonarmed 11 Kostrad.
Puluhan orang tersebut diamankan tepat di pertigaan Kampung Bugis, Desa Bambangan, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara pada Kamis, (20/2) dini hari.
Komandan Satgas Pamtas Yonarmed 11 Kostrad, Letkol Arm Gde Adhy Surya Mahendra, mengungkapkan bahwa upaya penyelundupan ini berhasil digagalkan berawal dari salah satu anggota Badan Intelejen Strategis (Bais) TNI yang bertugas di wilayah Nunukan mendapatkan informasi dari masyarakat terkait adanya sebuah kapal jenis Speedboat dari arah Nunukan menuju Sebatik yang membawa puluhan pekerja migran gelap.
“Menindaklanjuti informasi tersebut, Dantim Bais TNI langsung berkoordinasi dengan Pasi Intel Satgas Pamtas Yonarmed 11 Kostrad, Lettu Arm Haikal Ibnu Adnin Ashar, untuk melakukan pengecekan di lapangan,” ujar Letkol Arm Gde Adhy Surya Mahendra dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, (20/2) pagi tadi.
Lettu Arm Haikal kemudian memerintahkan Danpos Bambangan SSK I Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed 11 Kostrad, untuk menyiapkan personel serta melaksanakan kegiatan pemeriksaan kendaraan yang melintas guna menemukan pengangkutan puluhan migran gelap di lokasi yang telah ditentukan.
Tim gabungan langsung bergerak menuju titik koordinat sasaran dan menempatkan personel di beberapa titik strategis untuk memantau pergerakan kendaraan yang dicurigai.
Dalam operasi ini, ditemukan lima unit mobil yang mengangkut puluhan migran, yang kemudian dilakukan pemeriksaan identitas di Pos Bambangan.
“Setelah pemeriksaan awal, kelima kendaraan beserta para penumpangnya dibawa ke Pos Bambangan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dalam hasil pemeriksaan itu sebanyak 57 orang dinyatakan tidak memiliki dokumen,” jelasnya.
Mahendra mengatakan bahwa dari jumlah tersebut terdiri dari 42 orang dewasa dan 15 orang anak-anak.
“Setelah proses pemeriksaan selesai, puluhan orang itu kita serahkan kepada Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kabupaten Nunukan untuk penanganan lebih lanjut,” kata Mahendra.
Ia mengapresiasi atas kerja sama tim yang telah berhasil menggagalkan penyelundupan pekerja gelap ini. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan pengawasan dan patroli guna mencegah aktivitas ilegal di perbatasan Indonesia-Malaysia.
“Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan perbatasan negara serta melindungi masyarakat dari upaya perdagangan manusia dan penyelundupan pekerja migran ilegal. Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama yang solid antara TNI dan aparat terkait lainnya,” pungkas Mahendra.












