Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaPolitikRegional

Akhirnya, Wadah Relawan Gus Mamak dan Tretan Ab Terbentuk

Avatar of admin
×

Akhirnya, Wadah Relawan Gus Mamak dan Tretan Ab Terbentuk

Sebarkan artikel ini
IMG 20240706 202742
FOTO : Bacabup dan Bacawabup KH Muhammad Bin Mu'afi Zaini (Gus Mamak) dan H Abdullah Hidayat (Tretan Ab), yang akan bertarung dalam kontestasi Pilkada serentak di Kabupaten Sampang. (FT/Nor/SI)

SAMPANG, Sabtu (6/7) suaraindonesia-news.com – Pribahasa diam-diam menghanyutkan, sangat pas diberikan pada pasangan Bacabup dan Bacawabup KH Muhammad Bin Mu’afi Zaini (Gus Mamak) dan H Abdullah Hidayat (Tretan Ab). Bagaimana tidak, dukungan seluruh elemen masyarakat Sampang, terus mengalir dan membentuk wadah perjuangan relawan bernama Ma’had.

Terbentuknya Ma’had sebagai wadah berkumpulnya relawan Gus Mamak dan Tretan Ab, di inisiasi oleh elemen masyarakat Sampang, mulai dari pemuda, mahasiswa, pengusaha dan masyarakat yang ada diperantauan yang berkumpul bersama dan mencetuskan terbentuknya Ma’had.

Bertempat di salah satu Cafe di Jl Makbul Kelurahan Polagan, Kecamatan Sampang, Jumat (5/7/24), mereka bersepakat merumuskan konsep terbentuknya Ma’had, sebagai wadah perjuangan bagi para relawan Gus Mamak dan Tretan Ab.

Keterangan seorang mahasiswa bernama Faiz Romadoni, warga Kelurahan Rong Tengah, mengatakan, pembentukan Ma’had sangat penting. Karena sebagai wadah perjuangan bagi para relawan. Sehingga, gerakannya lebih terarah dan terakomodir dengan baik.

Baca Juga :  Edar Sabu, Alfan Ketangkap Di Piket Nol

Baca Juga: Kemenag Sambut Baik Kegiatan Positif Dewan Pendidikan Sampang

Pernyataan senada juga disampaikan Fauzi Abdillah, seorang pemuda dari Kecamatan Omben, Sampang, menurutnya jargon Ma’had sangat pas untuk mengakomodir akronim Gus Mamak dan Tretan Ab.

“Jargon ini pas untuk mengakomodir Gus Mamak yang seorang pengasuh Ponpes Nazhatut Thullab Prajjan Camplong, dan Ketua DPD Partai Golkar serta Tretan Ab yang Ketua DPC PPP Sampang,” jelasya.

Sementara Rizky Setiawan, seorang perantau asal Kecamatan Jrengik dan juga pengusaha di Semarang mengatakan, gagasan jargon Ma’had membutuhkan kajian serta diskusi panjang terkait filosofi, makna, spirit dan pesan yang akan disampaikan pada masyarakat Sampang.

Lebih jauh ia menjelaskan, Ma’had dikutip dari buku pendidikan karakter berbasis Pesantren oleh Abdulloh Hamid. Ma’had adalah bahasa arab yang artinya Pesantren. Hal yang bisa diambil dari konsep Pesantren yaitu spirit dan semangat yang memiliki nilai keagamaan, spiritual, loyal, taqdim, religius dan militan.

“Spirit dan semangat itulah yang menjadi nafas dari arah perjuangan dan pergerakan Relawan Ma’had dalam melakukan penggalangan,” tandasnya.

Terakhir seorang mahasiswa bernama Ainur Salahudin, asal Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Sampang, menjelaskan selain bermakna Pesantren, Ma’had juga dapat dimaknai sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam, yang setara dengan Perguruan Tinggi.

“Artinya, Ma’had tidak hanya mewadahi para Relawan se-level santri tapi di dalamnya ada seluruh elemen masyarakat Sampang, khususnya para cendekiawan yang kaya akan gagasan maupun konsep yang brilian,” imbuhnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, Ma’had juga merupakan wadah maupun tempat bersilaturahmi, menyambung aspirasi, mengaktualisasikan argumen dan gagasan serta memberikan pencerahan edukasi guna mencapai tujuan secara maksimal.

“Minggu depan, kami akan berkumpul kembali untuk mematangkan rencana dan konsep pergerakan yang akan merambah tingkat kecamatan dan desa,” pungkasnya.
Reporter: Nora
Editor: Amin
Publisher: Eka Putri