Akankah Pancasila Masih Sebatas Pengetahuan ? - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Berita UtamaPendidikanRegional

Akankah Pancasila Masih Sebatas Pengetahuan ?

×

Akankah Pancasila Masih Sebatas Pengetahuan ?

Sebarkan artikel ini
IMG 20180603 142052
Para narasumber saat memberikan materinya dalam Talkshow Kebangsaan bertajuk Pancasila dalam Perbuatan. (Foto: Guntur Rahmatullah)

JEMBER, Minggu (3/6/2018) suaraindonesia-news.com – Kondisi dewasa ini dimana masih melekat di ingatan masyarakat Jawa Timur mengenai teror bom yang terjadi di Surabaya yang mengarah kepada perpecahan, politisasi isu SARA, intoleransi antar umat beragama, telah mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir dari berbagai elemen kehidupan yang sangat beragam (bhinneka) mencerminkan bahwa Pancasila yang merupakan dasar NKRI masih sekedar sebuah pengetahuan dan keyakinan, belum kepada tindakan aplikatif masyarakat ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Keresahan ini lalu menginisiasi sebuah gagasan Pemkab Jember yang bekerjasama dengan Pusat Kajian Pancasila dan Konstitusi (PUSKAPSI) Fakultas Hukum Universitas Jember dengan menyelenggarakan program talkshow bertajuk Pancasila dalam Perbuatan yang menghadirkan 6 orang pembicara yang telah mengaplikasikan Pancasila dalam keseharian mereka.

Salah satu cara menjadikan Pancasila sebagai perbuatan menurut Direktur PUSKAPSI, Dr. Bayu adalah dengan selalu menebar optimisme dan menunjukkan kepada generasi muda bahwa masih banyak figur-figur penyelenggara negara yang layak untuk didengar kisah dan kiprahnya.

“Oleh sebab itu kami menghadirkan para narasumber yang kami nilai telah mengaplikasikan Pancasila dalam kesehariannya, ini merupakan usaha untuk menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang hidup dan bekerja (the living ideology),” terang Dr. Bayu sebelum memperkenalkan satu-persatu para narasumber kepada para audiens yang mayoritas para kaum muda (milenial), tadi malam.

Keenam pembicara tersebut di antaranya pertama Bupati Jember, dr. Hj. Faida, MMR, kedua Hakim MK, Dr. I Dewa Gede Palguna, ketiga Dirjen PP Kemenkumham, Prof. Widodo Ekatjahjana, keempat Anggota Bawaslu, Fritz Edward Siregar, Ph.D, kelima Direktur PUSKAPSI, Dr. Bayu Dwi Anggono dan keenam News Anchor CNN, Indra Maulana.

Upaya ajakan untuk mengimplementasikan Pancasila dalam perbuatan kepada masyarakat yang dibungkus dengan talkshow ini selaras dengan program Pemkab Jember yaitu program Bulan Pancasila.

Baca Juga :  Bupati Jember : Selamat Atas Pensiun yang Khusnul Khotimah

Talkshow yang berlangsung di salah satu kafe di Jl. A. Yani tersebut mengupas berbagai pikiran para narasumber tentang bagaimana mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari telah menjadi tuntutan di masa kini dan seterusnya.

Bupati Jember, dr. Hj. Faida, MMR mengatakan jika kita memahami nilai-nilai dalam Pancasila maka hal ini bisa menjadi spirit dalam perbuatan kita semua.

“Seperti sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, ini sudah mencakup semua agama di Indonesia, maka dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari, kita harus yakin terhadap kekuasaan-Nya,” terang Bupati Jember, dr. Faida dalam materinya.

Faida mencontohkan apa yang dilakukannya saat sedang mencalonkan diri untuk menjadi Bupati Jember saat itu, maka tindakan yang dipilihnya adalah hanya percaya kepada takdir Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dia memilih berjuang dengan sebaik-baiknya, bukan sekeras-kerasnya dan juga bukan menghalalkan segala cara.

Kesamaan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik juga disinggungnya, bahwa semua masyarakat baik itu terlahir normal, difabel, miskin, kaya semua berkesempatan yang sama.

“Oleh sebab itu, kami keluarkan Perbup Difabel bagi semua Perusahaan yang ada di Jember harus memberikan akses kepada difabel, baik dalam kebutuhan SDM, gedungnya juga harus bisa diakses oleh kaum difabel,” tuturnya saat memberikan contoh dari sila kedua.

Faida lantas berpesan agar jangan pernah capek dan takut untuk berbuat baik kepada sesama, karena sejatinya kebahagiaan itu berada ketika berguna kepada sesama.

Faida melanjutkan mengenai pengalamannya terkait persatuan, Bupati perempuan pertama di Jember ini bercerita saat awal menjabat. Ia dihadapkan dengan aparatur yang sebagian bukan pendukungnya.

Bupati pun membuat sinergi dengan aparatur itu, meski mendapat tentangan dari pendukungnya.

Baca Juga :  Tindaklanjut Keluhan Warga, Kadishub Jember Langsung Cat Ulang Zebra Cross

“Bagaimana kita harus menaruh kepentingan bangsa dan negara, kepentingan pembangunan Kabupaten Jember ini di atas kepentingan golongan, termasuk kepentingan pendukung, kunci suksesnya adalah menyinergikan perbedaan-perbedaan tersebut,” imbuhnya.

Bupati menegaskan, para pemuda generasi penerus harus berani memberantas pungli dan korupsi. Melawan korupsi dan pungli adalah kunci sukses untuk sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Tanpa generasi yang berani berperang dengan pungli dan korupsi, mustahil keadilan sosial bisa kita raih,” tegasnya.

Sementara itu, Anggota Bawaslu, Fritz Edward Siregar, Ph.D atau akrab dipanggil Bang Fritz menyinggung Program Jember yaitu 5000 beasiswa tahun ini.

Bang Fritz menjelaskan bahwa Pancasila itu muncul saat kita berjuang untuk kita sendiri dalam mencapai kemerdekaan, lantas apa hububgannya dengan beasiswa. Bang Fritz menegaskan bahwa kemerdekaan tidak dicapai dengan mudah, butuh serangkaian proses konsistensi, semangat tinggi.

“Boleh temen-temen tebak berapa kali saya apply beasiswa S2 saya di Erasmus University? Saya apply beasiswa 20 kali sehingga saya diterima, melalui berpuluhan penolakan, itulah konsistensi, selama 4 tahun saya apply beasiswa berulang-ulang,” kata Bang Fritz.

Bang Fritz mengatakan bahwa itu adalah perjuangannya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

“Apa yang sudah diusahakan Ibu Bupati dengan memberikan 5000 beasiswa adalah usahanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jember, mencapai kehidupan yang lebih baik,” ujarnya.

Pendidikan adalah salah satu kunci guna mencapai kehidupan lebih baik, lanjut Bang Fritz, namun tidak semua kita dapat menjangkau mungkin karena kondisi, namun jangan menyalahkan keadaan, yang seharusnya kita lakukan adalah berjuang dan berjuang yang konsisten.

“Semangat untuk merubah hidup lebih baik itu termaktub dalam nilai-nilai yang dikandung Pancasila,” pungkasnya.

Reporter : Guntur Rahmatullah
Editor : Amin
Publisher : Imam