JEMBER, Selasa (23/7/2019) suaraindonesia-news.com – Rombongan Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) yang terdiri dari 13 orang melakukan kunjungan ke kantor Pemerintah Kabupaten Jember, Selasa (23 Juli 2019) pagi. Mereka hendak melakukan verifikasi lapangan terhadap pengajuan gelar pahlawan nasional Letkol. M. Sroedji.
Anggota TP2GP yang juga menjabat Kepala Pusat Sejarah TNI, Brigjen TNI Prantara Santosa, S.IP, M.Si mengatakan bahwa pengajuan gelar pahlawan nasional Letkol. M. Sroedji secara umum telah memenuhi syarat sebagai pahlawan nasional.
“Selama dua hari ini ke depan, kami melakukan verifikasi lapangan terhadap pengajuan gelar pahlawan nasional yang dilaporkan ke TP2GP terbukti dan lengkap sebagai syarat untuk gelar pahlawan nasional,” jelas Brigjen TNI Prantara.
Data yang diverifikasi tersebut meliputi berbagai bukti perjuangan Letkol. M. Sroedji dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Rombongan diterima oleh Kadispendukcapil Jember, Isnaini Dwi Susanti, SH, M.Si.
Perempuan yang akrab dipanggil Santi tersebut sebelumnya menjabat Kadinsos Jember. Dia mengatakan bahwa pengajuan gelar pahlawan nasional Letkol. M. Sroedji telah dimulai sejak tahun 2016. Pengajuan tersebut berawal dari usulan Yayasan Sroedji kepada Dinsos.
“Kami semangat terus untuk melaksanakan persiapan agar Letkol. M. Sroedji menjadi pahlawan nasional,” tegas Santi.
Santi juga menjelaskan bahwa perjuangan tersebut telah melalui berbagai tahapan seperti wawancara langsung dengan saksi, sampai mengekspos di media.
Dalam kesempatan itu, Santi juga membawa tim rombongan TP2GP untuk melihat langsung patung raksasa Letkol. M. Sroedji yang berdiri di sisi depan gedung Pemkab Jember.
“Berdirinya patung beliau (Letkol. M. Sroedji, red) merupakan wujud penghargaan pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Iksan Erganto, yang merupakan saksi hidup yang turut berjuang bersama Letkol. Mochammad Sroedji, mengungkapkan, Mochammad Sroedji telah memimpin perang di Resimen 39 dan 40. “Pak Sroedji adalah orang yang gagah berani di segala pertempuran,” ungkapnya.
Iksan Erganto mengatakan, Mochammad Sroedji keluar-masuk hutan untuk mencari tempat strategis yang menjadi penengah antara Jember, Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo. Hutan itu adalah Hutan Sempolan. Namun saat hampir masuk hutan, M. Sroedji telah ketahuan oleh penjajah Belanda.
“Beliau sangat pantas dan wajar menjadi pahlawan nasional, karena jasa beliau yang sangat besar,” tuturnya.
Setelah verifikasi lapangan ini, TP2GP akan meneruskannya kepada pemerintah pusat selanjutnya Presiden yang akan menentukan dari beberapa calon untuk mendapatkan gelar nasional.
Reporter : Guntur Rahmatullah
Editor : Amin
Publisher : Mariska
