SUMENEP, Selasa (24/07/2018) suaraindonesia-news.com – Sejumlah petani garam di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur kembali dihadapkan pada rendahnya harga garam hasil panennya.
Saat ini harga garam rakyat hanya Rp 1.400 per kilogram. Padahal pada Juni lalu, harga garam rakyat masih Rp 2.400 per kilogramnya.
Kondisi tentu dikeluhkan petani garam yang terus-menerus menelan pahitnya hasil garam.
“Bulan lalu harga garam masih Rp2.400, tapi sejak beberapa waktu lalu terus turun hingga saat ini menjadi Rp1.400 per kilo,” terang Abdurrahman, salah satu petani garam, asal Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget.
Ia menuturkan, anjloknya harga garam karena faktor saat ini musim panen raya bagi petani garam rakyat. Sehingga menyebabkan persediaan garam melimpah.
Selain itu, Abdurrahman menyebut karena dampak adanya isu impor garam yang sampai pada petambak.
“Sejak bulan Mei lalu, petambak sudah banyak panen. Karena harga terus anjlok setelah panen petambak langsung dijual, tanpa menunggu panen berikutnya. Mareka hawatir harga semakin murah,” tuturnya.
Baca Juga: Pemkab Sumenep Raih Penghargaan Pencegahaan Perkawinan Anak Terbaik 2018
Ia berharap harga garam kembali stabil seperti awal tahun 2018. Waktu itu harga garam berkisar Rp 2.500 per kilogram.
“Petani mulai hawatir harga garam kembali anjlok seperti tahun 2015. Pada waktu itu garam Rp 400 per kilogram. Maka dari itu kami harap pemerintah memperjuangkan nasib petani dengan tidak melakukan inpor garam,” harapnya.
Di Kabupaten Sumenep sendiri terdapat beberapa daerah penghasil garam, seperti di Kecamatan Kalianget, Saronggi dan juga Kecamatan Gapura.
Sementara itu, pemerintah daerah tahun ini terget produksi garam mencapai 260 ribu ton. Target tersebut lebih tinggi dari capaian produksi tahun lalu.
Pada tahun 2017, hasil produksi garam di Sumenep mencapai sekitar 232 ribu ton. Mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun 2016 lalu yang hanya mencapai sekitar 17 ribu ton.
Reporter : Syaiful
Editor : Agira
Publisher : Imam













