Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating

Gerakan Pemuda Mahasiswa Peureulak Tuntut Pemerintah Aceh

Avatar of admin
×

Gerakan Pemuda Mahasiswa Peureulak Tuntut Pemerintah Aceh

Sebarkan artikel ini
utf 8 B SU1HXzIwMTUwMjAzXzExMzc0MC5qcGc 781858

Suara Indonesia-News.Com : BANDA ACEH – Koordinator Aksi Gerakan Pemuda Mahasiswa Peureulak (GPMP-Peureulak Raya), Muhammad Reza, SPd, dalam aksinya di Simpang Lima Banda Aceh, menyampaikan bahwa pemekaran Peureulak Raya bukanlah pemanfaatan moment, ini harus diperjelas, Selasa (3/2).

Namun, ini keberlanjutan dari langkah pemekaran yang sedang diperjuangkan sejak dulu. Tidak ada hal, yang sudah dimulai harus diakhiri tanpa informasi apapun kepada masyarakat.

“Masyarakat butuh klarifikasi terkait dengan pemekaran ini. Sampai mana dan seperti apa. Kita juga meminta elemen masyarakat sipil untuk terus memantau dan memperjuangkan Kabupaten Peureulak Raya,” cetusnya.

Baca Juga :  Pantau Proses Pembagian BLT Migor, Kasi Intel Kejari Dumai Berkunjung Dan Bersilaturahmi Ke Makodim 0320/Dumai

Masih kata dia, kita semua tahu bahwa cikal bakal kerajaan NAD merupakan prakarsa kerajaan Islam Peureulak. Oleh karenanya daerah tersebut dijuluki bandar khalifah diperkuat dengan Monumen Islam Asia Tenggara meskipun Monumen tersebut tak kunjung dibangun.

“Kita menuntut semua pihak berpartisipasi dalam memikirkan langkah pemekaran ini, kami melihat dukungan itu sangat masif. Namun mereka hanya diam, tanpa bersuara,” sebutnya lagi.

Selaku Pemuda, kami pantas bersuara. Upaya pemekaran bukanlah suatu upaya kelompok yang diprakarsai oleh elit, akan tetapi ini permintaan masyarakat. Kita juga sangat apresiasi atas apa yang sudah dijalankan oleh panitia terdahulu.

Baca Juga :  Serahkan LKPD Tahun 2021, Prestasi Kota Bogor Dipuji BPK

GPMP-Peureulak Raya juga mendesak DPRK dan Bupati Aceh Timur untuk merekomendasikan secara tertulis bentuk dukungan pemekaran Kabupaten Peureulak Raya yang terdiri dari 10 Kecamatan. Kami akan terus melakukan konsolidasi terkait langkah ini.

“Kami juga berharap gubernur bisa melihat langkah pemekaran ini secara progresif,  mengingat cagar budaya islami di Peureulak tidak bisa dibiarkan dan dipandang sebelah mata. Banyak turis yang sangat tertarik untuk mengunjungi area Bandar Khalifah tersebut. Ini, bukan situs sejarah nasional, akan tetapi internasional,” pinta Reza mengakhiri.(Rusdi hanafiah)