Ngoleksi Boneka Jadul Bawa Hoki - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Regional

Ngoleksi Boneka Jadul Bawa Hoki

×

Ngoleksi Boneka Jadul Bawa Hoki

Sebarkan artikel ini
dfghf
Heri Supriyadi, pemilik ratusan boneka jadul sedang memegang boneka koleksi perdananya. (Foto: Guntur Rahmatullah / Suara Indonesia News)

JEMBER, Minggu (25/2/2018) suaraindonesia-news.com – Kerajaan boneka, itulah kesan pertama yang muncul ketika media ini berkunjung ke rumah sederhana milik Heri Supriyadi, di Desa Wonorejo, Kec. Kencong, Kab. Jember, hari ini (25/2).

Ratusan boneka “jadul” menghiasi berbagai sisi rumah tersebut, ada yang digantung di tembok, diletakkan berbaris di atas meja piano jadul, dan berbagai sisi lainnya.

“Jumlahnya 800 boneka mulai dari yang kecil hingga besar ukurannya,” ucap Heri, pemilik ratusan boneka tersebut.

Perjalanan seorang Heri mulai tertarik untuk mengoleksi boneka jadul tersebut berawal saat dirinya membeli sebuah boneka yang “usang” pada tahun 2009 yang didapatkannya dari tempat jual-beli besi tua atau orang jawa lebih mengenalnya dengan istilah rosok’an.

Baca Juga :  Bantu PMI Atasi Kelangkaan Darah, Kodim Abdya Gelar Donor

Dari keisengannya itu, tiba-tiba seorang kolektor menghubunginya dan membelinya dengan harga yang tinggi.

Baca juga : Begitu Guyubnya Masyarakat dengan Yonif Raider 509 

“Awalnya iseng, beli boneka jelek di tempat rosok’an, saat saya upload di medsos ternyata ada yang berminat membeli dan harganya lumayan menggiurkan,” kata Heri kepada media ini.

Praktis sejak saat itulah, dirinya mulai menjadi pemburu boneka jadul di berbagai tempat rosok’an di berbagai lokasi berbeda, meski diakuinya untuk mendapatkan boneka jadul yang mempunyai sisi unik itu memanglah tidak mudah.

Baca Juga :  Dituding Minta Dana ke Pj Bupati Mamasa, Ini Kronologi Sebelum Wahyuandi Bertemu dengan Pj

Pundi-pundi rupiah pun berhasil didapatkannya dari mengkoleksi boneka itu, bahkan Heri mengaku pernah bertransaksi dengan kolektor dari Singapura.

Heri mengatakan bahwa dirinya tidak membuka harga ketika ada yang tertarik, melainkan meminta pembeli untuk menentukan harga, lalu terjadilah tawar-menawar.

“Karena orang yang suka dengan barang jadul, pastinya sudah paham dengan harga pasarannya, jadi saya hanya berusaha tawar-menawar saja,” tandasnya.

Reporter : Guntur Rahmatullah
Editor : Amin
Publisher : Tolak Imam