JEMBER, Kamis (6 Juli 2017) suaraindonesia-news.com – Beberapa hari terakhir ini, Polres Jember sedang gencar melakukan segala upaya untuk mencegah gerakan radikalisme menyebar di Kota Jember yang berujung pada aksi terorisme.
Dalam upaya mencegah gerakan tersebut, Polres Jember menggelar acara bertajuk Sosialisasi Ancaman Terorisme dan Pencegahannya, dengan menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), bertempat di Convention Hall New Sari Utama, Jalan Hayam Wuruk, Kaliwates Jember, Kamis (6/7).
Acara ini dihadiri oleh Bupati Jember, Para Jajaran Forkopimda Jember, Para Aktivis, Para Pemuka Agama Islam, Para Civitas Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.
Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo, SH, SIK, MH memaparkan bahwa dalam upaya pencegahan gerakan radikalisme itu ada hard approach dan soft approach.
“Ada dua jalan dalam pencegahannya, yaitu hard approach berupa
penangkapan, sedangkan soft approach berupa deradikalisasi dan kontrol radikalisme,” terang Kusworo.
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen. Pol. Ir. Hamli, ME menyampaikan bahwa pola penyebaran paham ini sudah bisa dikatakan parah.
“Mereka (Kaum Radikal.red) saat ini mengintai kita semua, guna mendoktrin pahamnya, bahkan bukan hanya kalangan menengah ke bawahan, orang-orang elit pun juga banyak yang ikut alirannya,” ungkap Hamli.
Faktor terbesar yang mendominasi kenapa mereka bisa terdoktrin paham seperti itu karena pemahaman ideologi agama yang rendah.
Mereka (red, Kaum Radikal) menilai Jihad adalah kewajiban (fardhu ain), Jihad dalam pandangan mereka adalah perang, juga mereka mudah mengkafirkan orang lain.
Oleh sebab itu, Hamli mengajak seluruh elemen masyarakat ini untuk bersama-sama mengawasi anak kita, saudara dan tetangga terdekat agar terhindar dari paham-paham seperti itu.
“Kami mengajak seluruh komponen masyarakat, utamanya para kyai untuk meluruskan pemahaman mereka tentang ideologi agama, agar kita semua terhindar dari paham radikalisme,” harapnya.
Acara ini kemudian diakhiri dengan deklarasi pernyataan sikap bersama menolak
radikalisme dan terorisme. (Guntur Rahmatullah).
