Reporter: Topan
JAKARTA, Kamis (25/5/2017) suaraindonesia-news.com – Banyaknya kasus yang melibatkan anak di bawa umur sebagai pelaku atau korban Narkoba membuat Kabid Pendidikan Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak (TRC PA) Pusat angkat bicara.
Kepala awak media ini, Kabid Pendidikan TRC PA, Rinawati mengatakan, Pendidikan dan narkoba itu berkaitan sangat dekat, apabila pendidikan tidak di terapkan secara maksimal maka remaja bisa terperangkap narkoba.
“Untuk pencegahannya bisa di mulai antara orang tua dan guru dengan komunikasi yang baik. Sudah seharusnya guru bertanggung jawab penuh terhadap siswanya saat mereka berada pada jam sekolah,” katanya, Kamis (25/5).
Lanjut Rinawati, namun pada kenyataannya siswa sulit untuk di kontrol pada saat jam sekolah di karenakan jumlah siswa di dalam kelas terlalu banyak, ini yang membuat seorang guru sulit untuk membaca sifat serta karakter siswanya. Jika guru sulit untuk membaca sifat serta karakter siswanya yang terjadi malah siswa tersebut akan di luar kontrol, dan biasanya guru memberi teguran sesudah terjadi sebuah insiden bukan malah mencegah agar insiden tersebut tidak terjadi.
“Dari sinilah bisa masuk pergaulan remaja yang sulit untuk di kontrol,” ujarnya.
Menurutnya, Penerimaan untuk menjadi guru pun harus di perketat, misalnya calon guru harus ada sertifikat dari psikolog agar meminimalisir guru yang mempunya masalah kejiwaan baik itu masalah emosional ataupun yang lainnya. Karena seorang guru berperan penting untuk membentuk sikap siswanya.
“Jika seorang guru mempunyai masalah kejiwaan bagaimana bisa kita mempercayakan anak kita di didik oleh guru tersebut,” tuturnya.
Kabid Pendidikan itu juga menjelaskan bahwa selain peran guru, peran orang tua juga sangat penting untuk mendidik anak.
“Peran orang tua juga sangat penting dalam membentuk sebuah karakter anaknya. Dimana anak biasanya melihat gambaran orang tuanya serta arahan orang tuanya, baik itu yang mendidik ataupun tidak mendidikan,” terangnya.
Menurutnya, Harus ada pendekatan hati antara anak dan orang tua agar anak dapat di kontrol. Orang tua pun harus mempunya cara mendidik sendiri yang menurut mereka dapat masuk ke anaknya.
“Setiap anak harus di didik dengan cara yang berbeda-beda sesuai usia serta jenjang pendidikannya. Serta orang tua tidak bisa menyalahkan anaknya sebelum mendengarkan penjelasan seorang anak,” jelas Rina
Lanjutnya, jika di perlukan untuk menjaga siswa agar terkontrol ada pihak polisi untuk pencegahan dan pemberitahuan masalah narkoba serta kenakalan remaja lainnya. Serta pihak polisi seharusnya senantiasa mengunjungi sekolah untuk pencegahan secara berkala. Karena remaja tidak cukup jika di kasih penjelasan hanya sekali. Jadi harus rutin agar pencegahan dapat terlaksana dengan baik.
“Ketiga komponen ini sangat penting untuk pencegahan agar remaja tidak berbuat anarkis dan terhindar dari pergaulan remaja terutama narkoba. kita ketahui sekarang pergaulan remaja sudah sangat memperihatinkan, ini berkaitan dengan pendidikan yang di berikan oleh pihak orang tua serta guru dan juga polisi untuk pencegahan kenakalan remaja. Jika remaja sudah tidak dapat di kontrol jangan menyalahkan mereka apalagi menjauhi mereka, tapi mari kita rangkul bersama,” terangnya.
Karena di diri seorang remaja yang buruk pasti masih ada kebaikan dan masih dapat dirubah. Tergantung bagaimana kita pendekatan kepada mereka. Namun jika masalahnya menyalahi hukum yang berlaku tak apa remaja di berikan hukuman agar membuat jerah bukan untuk membuat mereka takut terhadap kita.
Diakhir penjelasannya, Rinawati mengajak orang tua dan guru untuk dekat dengan anak.
“Dekatilah mereka dengan pendekatan yang sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan mereka. Karena sebelum kita memberikan arahan yang positif kita harus mengenal dekat anak tersebut dan saling menghormati antar yang muda dengan yang tua,” ajak Rinawati mengakhiri.













