Penutupan Pasar Merjosari Kota Malang Resahkan Pedagang - Suara Indonesia
Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Peristiwa

Penutupan Pasar Merjosari Kota Malang Resahkan Pedagang

×

Penutupan Pasar Merjosari Kota Malang Resahkan Pedagang

Sebarkan artikel ini
c7672f6c 6502 4e6a b2e9 37e90a3c857a
Penutupan Pasar Merjosari Kota Malang

Reporter: A. Yani

MALANG, Senin (15/5/2017) suaraindonesia-news.com – Para Pedagang berkemas-kemas membereskan barang dagangannya dari Pasar Merjosari kota Malang Jatim. Pasalnya, sejak kemaren tanggal 14 Mei Sampai hari ini tanggal 15 Mei 2017, Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur,  melakukan penutupan pasar tradisional Merjoaari.

Lokasi tempat jualan pasar di tutup dengan menggunakan pagar seng lebih tinggi dari orang dewasa sehingga di lihat dari luar tidak nampak aktifitas di dalam pagar.

Pantauan suaraindonesia-news.com, penutupan pasar sampai saat ini masih di jaga puluhan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), di bantu puluhan anggota polisi dan beberapa anggota TNI.

Baca Juga :  Seribu Pelari, Meriahkan Fun Run 5K di Kota Malang

Pasar yang sudah di tutup pagar seng hanya ada satu pintu yang di jaga ketat oleh Satpol PP dan tidak semua orang bisa masuk, kecuali pedagapng yang membereskan barang-barangnya dan orang-orang yang melakukan pembongkaran. Pembongkaran sudah di lakukan sudah lama, tapi secara bertahap.

Salah seorang Ibu pedagang yang biasa jualan kopi di pasar Merjosari yang tidak mau di sebutkan namanya ketika di temui suaraindonesia-news.com mengatakan, dengan di tutupnya pasar Merjosari, dirinya merasa resah, karena tempat biasanya mencari nafkah sudah tidak lagi bisa ditempati.

Baca Juga :  Wali Kota Malang Wahyu Hidayat Temui Abah Anton, Ini yang Dibahas

“Saya ini mas single peren, kemaren-kemaren sih sebelum pasar di tutup saya masih lumayan bisa ada pemasukan dengan jualan kopi dan gorengan. Tapi sekarang saya bingung harus membiayai hidup saya dan anak saya dari mana,” keluhnya.

Akibat ditutupnya pasar Merjosari, banyak pedagang yang resah, karena banyak pendapatan  mereka yang hilang.

Ia menambahkan, jika dipindah ke pasar Terpadu Dinoyo, belum cukup untuk bayar bedak, karena menurutnya terlalu mahal.

“Yang keberatan bukan Cuma saya, tapi sebagian besar pedagang sangat keberatan dan merasa resah terhadap penutupan Pasar Merjosari,” tukasnya.