Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating

Mesin Insinerator Rusak Berat, Direktur RSUTP Abdya Datangkan Teknis Asal Jakarta

Avatar of admin
×

Mesin Insinerator Rusak Berat, Direktur RSUTP Abdya Datangkan Teknis Asal Jakarta

Sebarkan artikel ini
IMG 20170213 163447

Reporter: Nazli Md.

Abdya-Aceh, Senin (13/2/2017) Suaraindonesia-news.com –  Insinerator atau Mesin Pembakaran sampah  organik dan non organik di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP), Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) selak enam bulan terakhir mengalami rusak berat.

Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur RSUTP Abdya Dr Adi Arulan Munda kepada Suaraindonesia-news.com, kerusakan mesin Insinerator sejak bulan November 2016 yang lalu.

”Benar, Mesin tersebut telah rusak namun saat ini kita telah berupaya memperbaikinya,” sebut Rulan.

Lanjutnya, sejak diketahui kerusakan tersebut hingga saat ini kita terus mengupayakan perbaikan, namun masa kesiapan perbaikan tersebut tidak bisa kita pastikan dikarnakan ada tahapan dan prosedur yang harus kita lalui, apalagi mesin tersebut dianggarkan pada tahun 2013, melalui dinas kesehatan Abdya.

Baca Juga :  Desa Harus Transparan dan Partisipatif Mengelola DD

“Kita akan upayakan secepatnya mesin tersebut segera aktif kembali, namun terkendala proses dan perencanaannya yang juga menyangkut pembiayaan yang kini sedang kita upayakan,” sebutnya.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk tenaga perbaikan sudah kita datangkan tiga kali sejak mesin itu rusak, namun dalam perkiraan, pembelian berbagai alat yang dibutuhkan, mencapai lebih kurang tiga ratus juta sekalian dengan biaya teknis.

“Teknis langsung kita kontrak dari jakarta, sebab di daerah kita tidak ada teknis bagian perbaikan mesin insinerator serta alat-alat yang rusak,” katanya.

Baca Juga :  FKPS Tuding Kades Saur Saebus Tidak Transparan, Kabid DPMD Jelaskan Mekanisme LPJ Desa

Ditegaskan Rulan, kita tidak ada niat untuk menggantikan dengan yang baru mesin tersebut, mengingat kerusakannya masih bisa diatasi dengan biaya lebih kurang tiga ratus juta, jika kita bandingkan pembelian baru yang mencapai 1,8 Milyar.

“Kita berharap pemerintah bisa secepatnya merealisasi anggaran perbaikan mesin insinerator itu, agar segera bisa diaktifkan kembali, mengingat selama ini  tumpukan sampah dibakar area RSUTP secara manual sehingga menyebabkan polusi udara yang membahayakan kesehatan,” pungkasnya.