Reporter: T2g
Aceh, Senin (26/12/2016) suaraindonesia-news.com – Gempa kuat di Aceh khususnya Pidie Jaya – Aceh 7 Desember 2016 silam cukup mengguncang warga di Pidie Jaya dan sekitarnya, Penarikan kondisi tanggap gawat darurat gempa sudah diakhiri, namun tetap di wajah wajah para warga korban gempa masih menyiratkan dan menyisakan luka, duka dan trauma bagi korban baik pria, perempuan dan anak anak.
Dari kondisi trauma yang terjadi khususnya terjadi pada anak-anak dan perempuan. Mereka para korban gempa, sebagian besarnya mereka harus menahan sakit akibat luka, karena berbagai hal. Tertimpa bangunan dan benda berat, terjepit di antara rerentuhan atau kecelakaan karena panik.
Bagi anak korban gempa, duka bisa disebabkan kerena mereka harus menjadi yatim, piatu atau mungkin Kehilangan ayah dan ibu sekaligus. Duka, bisa jadi disebabkan mereka kehilangan teman dan sanak family, dan bagi para perempuan pun duka bisa saja muncul karena mereka kehilangan benda benda yang mereka punya ataupun mengalami trauma berulang dari kondisi peristiwa tsunami terdahulu, Semua ini tentu saja menyisakan trauma pada jiwa dan raga mereka.
Karenanya, penting juga, selain menyembuhkan luka lewat pengobatan dari fisik yang terluka, para korban anak – anak dan perempuan ini untuk mendapatkan terapi psikologis. Anak – anak dan perempuan itu harus mendapatkan penyembuhan trauma mereka. Salah satu solusi yang harus dijalankan adalah trauma healing penyembuhan trauma.
Menyadari pentingnya trauma healing tersebut, Adriana Eko Susanti sebagai pimpinan dari Lintas Healing Centre Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak memberikan Trauma Healing bagi anak-anak dan perempuan korban bencana gempa di Pidie Jaya Aceh. Tujuannya adalah untuk mengurangi trauma yang mereka alami, sehingga mengurangi stress dan depresi.
Faktanya hasil berdialog Tim TRC PA Lintas Healing Centre dengan para korban baik anak anak dan perempuan di camp pengungsi yang penuh bila saat malam hari, mereka takut untuk kembali ke rumah masing masing terutama bila malam menjelang malam.
Untuk itu, TRC PA (Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak) Lintas Healing Centre bekerja sama dengan BP3A (Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Aceh & Puspaga Aceh, PT PLN (Persero) Wilayah Aceh, Pramuka Kwartir Ranting Cabang Pidie Aceh, Geulanteu Grup Aceh membuat kegiatan Trauma Healing bagi korban gempa Pidie dengan memberikan Healing di beberapa titik lokasi posko pengungsian diantaranya, Titik posko pengungsian Mesjid Trieng Gading, titik posko pengungsian Kedai Trieng Gading,
Titik Posko Eumanah. Recovery Trauma diberika dengan beberapa metoda di sini anak akan diajak untuk bermain bersama, bernyanyi, mendengarkan dongeng, juga kegiatan ceria dan positif lainnya juga di beri tindakan terapi memakai Hypnotherapi, MDR dan Hypnoyoga.
Selain diberikan terapi kegiatan Trauma healing ini diakhiri dengan memberikan santunan titipan dari para donatur kepada para anak anak dan perempuan berupa perlengkapan sekolah, juga pakaian daster dan pakain dalam para ibu ibu.
“Akhirnya kita berharap agar program ini dapat menyentuh semua korban baik anak-anak dan perempuan di setiap lokasi. Agar duka dan trauma yang mereka alami dapat terkurangi, sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat menjalankan aktivitas mereka secara normal,” tutur Adriana Eko Susanti.
