Sumenep, Rabu (30/11/2016) suaraindonesia-news.com – Sungguh memalukan kelakuan oknum salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Sumenep, Madura, Jawa Timur ini.
Kenapa tidak, wakil rakyat yang dipilih masyarakat untuk menjadi wakilnya di DPR, justru melakukan perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan seorang wakil rakyat
Pasalnya, ia melakukan penganiayaan, terhadap konstituennya sendiri yang bekerja sebagai pelayan toko emas, di Kecamatan Pasongsongan.
Akibat peristiwa tersebut, pelayanan toko yang diketahui berinisial AI, tak sadarkan diri lantaran dianiaya dengan digebuki oleh pelaku. Sehingga korban harus dilarikan ke puskesmas Pasongsongan, untuk mendapatkan perawatan medis.
Peristiwa penganiayaan tersebut, bermula saat istri AR (pelaku), hendak belanja di sebuah toko emas di Pasongsongan.
Waktu istri AR bertemu dengan pelayannya toko inisial AI, dan terjadilah pembicaraan. Namun entah dari mana awalnya, istri AR justru salah faham terhadap pernyataan AI, yang mengatakan jika barang yang akan dibelinya, tidak akan muat lantaran kebesaran.
“Awalnya, Pelayan toko mengatakan jika emas yang mau dibeli istri pelaku, tidak akan muat karena kebesaran. Mungkin salah tafsir dengan perkataan pelayan toko, lantas istri pelaku pulang, dan mengadukan pada suaminya,” kata MS, salah satu warga Pasongsongan, Selasa (29/11/2016).
Mendapat laporan dari istrinya jika pelayan toko mengatakan seperti itu, pelaku berang dan menyuruh orangnya untuk menjemput korban ke tempat kerjanya.
Sementara korban yang merasa tidak memiliki kesalahan apa-apa terhadap anggota dewan, langsung saja tampa fikir panjang mengikuti orang yang ditugasi pak dewan menjemputnya.
Namun nasib naas menimpanya, karena saat tiba di rumah wakil rakyat yang terhormat, AI langsung dihujani gebukan oleh sang wakil rakyat dengan menggunakan pentungan.
Akibatnya, korban tak sadarkan diri, dan terpaksa dilarikan ke puskesmas setempat oleh warga sekitar.
“Saat korban sampai di rumah pelaku, korban tidak ditanya apa-apa, melainkan langsung digebukin oleh bapak dewan. Korban langsung roboh hingga tak sadarkan diri,” bebernya.
Sementara Kanitreskrim Polsek Pasongsongan, Slamet, membenarkan peristiwa penganiayaan itu. Namun pihaknya belum berani menjelaskan panjang lebar, lantaran pihaknya baru pulang dari mengantar sidang kasus pencurian anak dibawah umur.
“Benar memang ada penganiayaan oleh oknum anggota dewan. Tapi saya tidak menjelaskan secara rinci kronologisnya,” pungkasnya.(Zai)
