Reporter: Rusdi Hanafiah
Langsa-Aceh, Kamis (24/11/2016) suaraindonesia-news.com – Kerugian Negara dinilai adanya proyek musiman pada setiap tahunnya digunakan untuk membantu kelancaran masyarakat di tingkat perdesaan, baik dari dana Otsus,APBA, DAK dan APBN di wilayah Pemerintahan Kota Langsa.
Hal ini terlihat baru sebulan jalan Gampong Simpang, di Kecamatan Langsa Timur, terjadi hancur yang di duga munculnya proyek oknum kontraktor lainnya, tentang penimbunan jalan Asam Peutik mengangkut alat berat melintasi jalan yak tak mampu menahan beban berat di jalan utama Gampong Simpang Wie.
Oknum kontraktor yang seharusnya menjaga kebersamaan demi menjaga pembangunan jalan yang paling di butuhkan warga gampong simpng wei, bukan untuk dihancurkan seperti aspal jalan telah mengabiskan keuangan Negara Milyaran rupiah, hanya sia – sia tidak bermanfaat untuk pembuatan jalan desa ini, jalan hancur sangat mengecewakan warga gampong simpng wie di kecamatan Langsa Timur.
“Menurut masyarakat Gampong Simpang Wie, munculnya proyek baru akses pembuatan jalan dari batasan Gampong Simpang Wie menuju Bukit Medang Ara dan Asam Peutek. Semua pengharapan masyarakat yang sudah puluhan tahun berharap jalan gampong simpang wie diaspal, hanya percuma dibangun dengan pengspalan mulus, baru sebulan selesai dikerjakan sudah rusak kembali,” Kata Hanafiah, Tuha Peut Gampong Simpang Wie, warga setempat.
Sementara Irjan salah seorang PPTK dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Langsa, saat dipertanyakan Wartawan melalui pesan Whapsappnya (WA) atas kehancuran jalan Simpng Wie. Iamenjelaskan kerusakan jalan yang diperlukan masyarakat gampong simpang wie, dirinya sangat kecewa, seharusnya sikap oknum kontraktor yang mendapatkan kontrak di jalan Asam Peutik untuk dapat bertanggung jawab, akibat proyek pembuatan jalan mereka, imbasnya kehancuran jalan warga Gampong Simpang Wie.
“Akibat kerusakan jalan, seraya berharap pihak rekanan untuk bertanggung jawab padahal pembuatan jalan warga gampong simpang wie, selama di bawah pengwasannya itu, telah selesai sebelum kontrak berakhir pada Oktober 2016 sebulan lalu, akibat dilintasi truk bermuatan becho, jadi hancur,” ujarnya.

