Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaSosial Budaya

Rancak Corak Dan Warna Menggores Kain Untuk Berbagi Rasa

Avatar of admin
×

Rancak Corak Dan Warna Menggores Kain Untuk Berbagi Rasa

Sebarkan artikel ini
IMG 5956
Salah satu pelukis saat membuat lukisan

Reporter : Adhi

Surabaya, suaraindonesia-news.com – Tradisi membatik dilakukan tidak lagi sekedar untuk melestarikan warisan budaya Indonesia dalam sebuah proses goresan motif tradisional di selembar kain dengan menggunakan beragam teknik. Namun goresan corak dan warna yang rancak, imaginasi yang tertuang liar, namun indah dipandang, dalam sebuah proses yang disebut sebagai Batik Lukis belumlah sepopuler saudaranya, batik tulis maupun batik cap. Tiga seniman Jawa Timur dari Komunitas Batik Lukis Jawa Timur, bekerja sama dengan House of Sampoerna terinspirasi untuk memperkenalkan Batik Lukis melalui pameran bertema ‘Liris’ yang diselenggarakan mulai 29 April – 21 Mei di Galeri House of Sampoerna.

Karya yang mengeksplorasi unsur spontanitas dan ekspresi dipadukan dengan rasa dan jiwa, dalam goresan dan sapuan beritme membentuk ‘Liris’ Batik Lukis yang sedap dipandang mata. Dengan menggunakan tehnik melukis langsung menggunakan canting dan kuas sebagai alat untuk menggoreskan malam panas di atas kain putih, tanpapenerapan sketsa diawal, tampilan batik lukis terlihat lebih ekspresif daripada batik tulis tradisional. Beragam warna cerah dan ceria dengan proses pewarnaan menggunakan tehnik dikuas maupun di celup membuat Batik Lukis menjadi lebih hidup dan terlihat segar. Batik Lukis umumnya dipergunakan sebagai asesoris untuk mempercantik tampilansehari-hari, dan juga sebagai bahan interior untuk tampilan ruangan yang etnik namun kekinian. Dalam pameran ini dipamerkan sekitar 40 batik lukis Jawa Timur karya Sigun Batik, Prima Klampis dan Nusa Amin.

Baca Juga :  Kasus KDRT di Sumenep: Suami Aniaya Istri Hingga Tewas Diduga Karena Cemburu

Motif-motif yang dikreasikan dalam Batik Lukis sangat variatif dan unik, seperti kekayaan fauna, lanskap, kehidupan masyarakat Bali maupun legenda daerah seperti karya Nusa Amin yang mengangkat legenda cerita Hanoman Obongyang menggambarkan ksatria kera bernama Hanoman membakar istana Rahwana untuk menyelamatkan Dewi Shinta. Berbeda dengan karya Sigun Batik yang menampilkan keindahan burung merak sebagai perlambangan kecantikan dan keabadian. Bentuk gambar mata pada ekor burung merak dianggap sebagai mata ketiga untuk melihat masa depan,dan juga sebagai penghubung antara masa kini dan masa lalu.

Baca Juga :  Satgas Raider 500/Sikatan, Sulap Olahan Limbah Jadi Ukiran Kaligrafi

Pameran batik lukis bersama Komunitas Batik Lukis Jawa Timur kali ini, diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat akan ragam batik yang tidak melulu hanya untuk kebutuhan sandang, namun batik dapat juga dipergunakan sebagai media untuk mengekspresikan diri akan kecintaan terhadap nilai-nilai seni.