JAKARTA, Senin (22/09) suaraindonesia-news.com – Program makan bergizi gratis yang diluncurkan pemerintah untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak Indonesia kembali menuai kritik. Sejumlah kasus keracunan makanan yang menimpa peserta program menimbulkan kekhawatiran mendalam di masyarakat.
Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Roostien Ilyas, menilai tujuan mulia program tersebut berpotensi tidak tercapai jika pelaksanaannya tidak dibarengi dengan pengawasan ketat.
“Tujuan mulia program ini adalah agar anak-anak bangsa tumbuh sehat, ceria, dan cerdas. Bukan malah terbaring lemah di rumah sakit karena makanan yang seharusnya menyehatkan,” ujarnya dalam pernyataan yang diterima, Jumat (19/9/2025).
Roostien mengingatkan, apabila mekanisme pelaksanaan tidak segera diperbaiki, program ini justru bisa berdampak buruk.
“Jika terus dijalankan tanpa pengawasan dan perbaikan yang memadai, program makan bergizi gratis ini berpotensi menjadi tragedi massal yang dibungkus niat baik,” tegasnya.
Ia menambahkan, anak-anak membutuhkan makanan yang sehat dan layak konsumsi, bukan sekadar serapan anggaran. Kritik ini muncul seiring meningkatnya sorotan publik terhadap kualitas makanan yang disajikan dalam program, mulai dari distribusi yang dinilai buruk, bahan pangan yang kurang higienis, hingga lemahnya pengawasan.
Komnas PA mendesak pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari pemilihan vendor penyedia makanan, pengawasan kualitas bahan pangan, hingga distribusi ke sekolah-sekolah.
“Program makan gratis bergizi bukan hanya soal bagi-bagi makanan, tapi menyangkut hak dasar anak atas kesehatan dan keselamatan,” kata Roostien.
Menurutnya, jika persoalan ini tidak ditangani secara serius, program bisa kehilangan kepercayaan publik dan yang paling dirugikan adalah anak-anak Indonesia.