Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaKesehatanPemerintahan

Civil Society dan Pemerintah Satukan Langkah dalam Milestone Program HIV & AIDS Deli Serdang

Avatar of admin
×

Civil Society dan Pemerintah Satukan Langkah dalam Milestone Program HIV & AIDS Deli Serdang

Sebarkan artikel ini
IMG 20250919 183924
Foto: DSTF bersama OMS dan didukung oleh SSR PKBI Sumut berkolaborasi lintas sektor, dalam penanggulangan HIV & AIDS di Kabupaten Deli Serdang. (Foto: M. Habil Syah/SI).

DELI SERDANG, Jum’at (19/9) suaraindonesia-news.com – Deli Serdang Task Force (DSTF) bersama organisasi masyarakat sipil (OMS) dan didukung oleh SSR PKBI Sumut, memperkuat komitmennya memperkuat strategi berbasis social contracting sebagai fondasi kolaborasi lintas sektor, dalam penanggulangan HIV & AIDS di Kabupaten Deli Serdang melalui strategi berbasis social contracting. Langkah ini dinilai krusial mengingat tingginya estimasi orang hidup dengan HIV (ODHIV) di Sumatera Utara dan potensi Deli Serdang sebagai episentrum nasional.

“Langkah ini dinilai krusial mengingat Indonesia diperkirakan memiliki 564.000 orang hidup dengan HIV (ODHIV) pada tahun 2025, dengan 76 persen kasus terkonsentrasi hanya di 11 provinsi dan Sumatera Utara termasuk dalam episentrum nasional dengan estimasi lebih dari 10.000 ODHIV. Artinya, Deli Serdang berada pada posisi strategis untuk menentukan arah sejarah kesehatan masyarakat, baik dalam menekan laju epidemi maupun memperkuat ketahanan sosial daerah” kata Executive Chair DSTF, Hardi Dido, Jumat (19/9/25) di Lubuk Pakam.

Ia menegaskan, bahwa milestone HIV & AIDS bukan sekadar program teknis, melainkan penyusunan arah besar kesehatan masyarakat.

“Kita tidak sedang membicarakan program semata, melainkan arah sejarah kesehatan masyarakat Deli Serdang. Social contracting menuntut keberanian lintas sektor untuk bekerja bersama, bukan sendiri-sendiri,” ujarnya.

Dalam struktur ini, bilang Hardi Dido, DSTF berperan sebagai penghubung lintas sektor di tingkat daerah, memastikan koordinasi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan komunitas terdampak berjalan konsisten.

Baca Juga :  TRC PA Riau Gelar Rapat Perdana, Korda Bengkalis: Kita Siap Lindungi Anak Riau

Sementara SSR PKBI Sumut berfokus pada implementasi lapangan, terutama dalam pendampingan kelompok rentan, edukasi berbasis komunitas, serta penguatan kapasitas kader di desa dan sekolah.

“Fakta di lapangan menunjukkan bahwa 75 persen penderita belum mengetahui statusnya, sementara 61,7 persen ODHA masih menyembunyikan kondisi mereka akibat stigma. Program pencegahan penularan ibu ke anak dan pendampingan anak dengan HIV juga belum sepenuhnya terintegrasi. Tanpa upaya bersama, kondisi ini berisiko memperburuk situasi epidemi di Deli Serdang”, cetusnya.

Melalui milestone HIV & AIDS, DSTF, SSR PKBI Sumut, dan OMS menegaskan bahwa ruang dialog harus dibuka seluas-luasnya. Kolaborasi dengan Dinas Kesehatan, Bappeda Litbang, Dinas Pendidikan, Diskominfo, hingga pemerintah desa diharapkan menjadi mesin penggerak utama dalam menurunkan stigma, memperluas skrining, serta memastikan setiap ODHA mendapat layanan bermutu.

“Ini momentum penting. Jika kita berani melangkah dengan kolaborasi, Deli Serdang bisa menjadi contoh bagaimana krisis kesehatan dapat diatasi bukan dengan stigma, melainkan dengan solidaritas lintas sektor,” pungkas Hardi Dido.

Tinggalkan Balasan