PURWAKARTA, Suara Indonesia-News.Com – Menindak lanjuti Dicanangkan nya Bulan Eliminasi Penyakit Kaki Gajah,Pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui Dinas Kesehatan mulai mendistribusikan obat untuk penanggulangan penyakit Kaki Gajah (Fillariasis) pada setiap kecamatan.
Obat tersebut nantinya akan disebar melalui tiap Puskesmas untuk dibagikan pada semua masyarakat,harapannya akan menjadi antisipasi awal dari penularan penyakit tersebut.
“Kami sudah menyebarkan obat ini,petugas yang telah diberi pembinaan akan memberikan kepada masyarakat,obat ini salah satu bentuk pencegahan awal dari penyebaran penyakit kaki gajah”,ujar dr. Anne Hediana Koesoemah Kadis Kesehatan Kabupaten Purwakarta.
Berdasarkan data yang masuk ,secara kumulatif dari tahun 2004 sampai tahun 2014 ada sekitar 21 kasus yang terlaporkan positif terjangkit penyakit kaki gajah.Terdiri 10 kasus filarial akut dan 11 filarial kronis.Dan untuk yang filarial akut,saat ini telah ditangani dan kondisinya sudah membaik tidak sampai terjadi kecacatan.
Ada satu kecamatan di Purwakarta yang endemis kaki gajah,yakni Kec Tegalwaru.Di wilayah tersebut ada sebelas orang yang menderita penyakit tersebut dan kondisinya sudah kronis.sisanya tersebar di daerah lain.
Untuk itu,instansinya segera melakukan antisipasi supaya penyebaran ini tak meluas,salah satunya dengan cara pengobatan masal.
Tomi Herutomo SKM,M.Kes selaku Kasi Promosi Kesehatan P2PL,penyakit ini wajib untuk dilakukan eliminasi,merupakan penyakit menahun yg disebabkan cacing filaria dan ditularkan melalui nyamuk,ironisnya semua jenis nyamuk berpotensi untuk menularkan penyakit tersebut.Penyebab utama dari penyakit ini adalah cacing fillaria,dan cara penularannya,nyamuk menghisap darah dari penderita kaki gajah,yang kemudian nyamuk tersebut menggigit pada manusia yang sehat.
Tomi menerangkan program ini nantinya akan dilakukan rutin satu tahun sekali.Dan sangat diharapkan semua masyarakat yang ada di Purwakarta untuk meminum obat tersebut,kecuali kasus kasus tertentu yang ditunda atau di kecualikan meminumnya adalah anak anak usia 2 tahun,ibu hamil dan menyusui,masyarakat yg sedang sakit,dan lansia dia atas usia 70 tahun.
Drs. Risa Kota Putra M.Si, Apt Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) menambahkan,pihaknya telah memberikan pencerahan, penyadaran pada semua elemen masyarakat bahwa penyakit ini tidak bisa diberantas tanpa ada dukungan dari semua unsur.
Kemudian dilanjutkan sosialisasi pada Puskesmas ,setelah itu dilakukan juga koordinasi pada lembaga lembaga pelayanan kesehatan misal Rumah Sakit maupun Klinik umum,dan tak kalah penting pihaknya juga telah melakukan pelatihan pada kader kader.
“Dalam hal ini kita harus melakukan kerja sama lintas sektoral,terutama dengan pemerintah desa dan kecamatan,terutama pada tokoh masyarakat”,Ujarnya.(and)