JEMBER, Sabtu (26/02/2022) suaraindonesia-news.com – Andriono, pemuda Desa Kemiri, Kecamatan Panti Jember mengembangkan teknologi penyulingan asap cair dari limbah batok kelapa. Dia menuturkan, kegunaan asap cair batok kelapa sebagai bahan pengawet ikan, tahu, bakso atau daging. Keuntungan penggunaan asap cair sebagai bahan pengawet adalah mampu menjaga kadar protein dan lemak yang terkandung dalam bahan tersebut, jika dibandingkan dengan bahan pengawet yang lain.
Selain berfungsi sebagai bahan pengawet makanan, asap cair juga dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik, esential oil untuk kesehatan, disinfektan, pengusir hama, hingga menjadi penyubur tanah dan pupuk. Saat ini, asap cair banyak dijual dengan berbagai tingkat kemurnian, dari tingkat yang paling rendah atau yang disebut grade 1 hingga tingkat yang paling tinggi yaitu grade premium.
“Semakin tinggi kemurnian atau grade dari asap cair, semakin tampak jernih dan semakin tinggi konsentrasi kandungannya,” ujar Andriono.
Andriono menjelaskan dari 1,5 ton batok kelapa yang dibakar, bisa menghasilkan 750 liter asap cair.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jember, Adi Wijaya menanggapi serius inovasi warga desa tersebut. Dia mengaku saat ini pihaknya sedang melakukan survei lokasi dan menyerap kebutuhan dari industri asap cair batok kelapa yang dikembangkan warga Desa Kemiri.
“Kita terjun, kita data dulu apa yang diperlukan, yang dibutuhkan, tentunya DPMD siap mendukung inovasi ini,” ungkap Adi Wijaya.
Beberapa hasil pendataan sementara, teknologi tepat guna asap cair batok kelapa tersebut memerlukan pendampingan perizinan, uji laboratorium untuk memperbesar jangkauan pasar.
“Itu semua akan kami koordinasikan dengan instansi terkait,” pungkasnya.
Reporter : Guntur Rahmatullah
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful













