DELI SERDANG, Minggu (27/02/2022) suaraindonesia-news.com – Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat secara umum, begitu juga yang terjadi di Deli Serdang. Dengan adanya fenomena penyebaran Covid-19 yang melanda hingga saat ini, membuat masyarakat harus berinovasi agar bisa bangkit dari ekonomi yang terpuruk.
Desa Tanjung Garbus 1, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara membuat satu gebrakan dengan membuat kegiatan yang bisa menciptakan income penambahan ekonomi bagi warganya yaitu dengan menciptakan Wisata Kuliner dengan konsep “Kuliner Tempoe Doeloe”, hal ini dikatakan Basuki Rebo Kepala Desa Tanjung Garbus 1, Lubuk Pakam, Minggu (28/02/2022) disela-sela kegiatan wisata kuliner tersebut.
“Pemerintah Desa memberdayakan masyarakat guna meningkatkan perekonomiannya dengan berjualan makanan disekitar Komplek Gedung Serba Guna Lubuk Pakam,” ucap Basuki Rebo.
“Wisata Kuliner ini kita adakan setiap hari Minggu, tujuannya mendatangkan wisatawan baik itu masyarakat dari wilayah Desa ini sendiri maupun masyarakat yang datangnya dari luar Desa Tanjung Garbus 1 Lubuk Pakam,” tambahnya lagi.
Masih menurut Basuki Rebo, Desa Tanjung Garbus 1 harus bisa berinovasi dan bersaing dalam meningkatkan tahap perekonomian masyarakat itu sendiri, seperti yang sudah dilakukan Desa-desa lainnya yang duluan membuat wisata Desa, seperti Desa Denai Lama yang ada di Kecamatan Pantai Labu dan Desa Punden Rejo yang ada di Kecamatan Tanjung Morawa.
“Saya beranggapan masyarakat disini mempunyai potensi untuk berbuat wisata kuliner yang berkonsep Kuliner Tempoe Doeloe,” sebutnya.
Kegiatan ini telah berjalan sekitar 1 bulan, kemarin saat pembukaan dihadiri Camat Lubuk Pakam pada awal bulan Februari ini.
“Lokasi yang kita pakai ini memang pada dasarnya biasa tempat masyarakat berjualan makanan, jadi kita sudah tidak lagi bersusah payah untuk mengekspose adanya wisata kuliner disini, namun kita hanya perlu memperkenalkan konsepnya bahwa disini ada wisata Kuliner Tempoe Doeloe,” kata Kades Tanjung Garbus 1.
Wisata kuliner ini terbentuk dari swadaya masyarakat, dan Pemerintahan Desa mensupport hal positif ini dengan membantu menyediakan lokasi tempat berjualan yang sudah ada.
Pemerintahan Desa tinggal menata lokasi supaya tidak semraut, mengingat Desa Tanjung Garbus 1 adalah Desa yang terdekat dengan Pemkab Deli Serdang.
Menurutnya, kedepan akan menata lokasi ini, dan menerima masukan-masukan supaya Destinasi ini benar-benar diminati masyarakat luas sehingga menciptakan lebih banyak pengunjungnya.
“Alhamdulillah, sampai saat ini masyarakat mendukung adanya wisata kuliner yang berkonsep Tempoe Doeloe ini, karena bisa meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya Desa Tanjung Garbus 1 Lubuk Pakam, kedepan harapan saya adanya pihak-pihak pengembang yang mau bermitra kepada kita ataupun CSR yang bisa membantu dalam mendukung kegiatan wisata kuliner ini,” ujarnya
Sampai sejauh ini, kata Kades Tanjung Garbus 1, pihaknya belum mengarah ke Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, namun pemerintahan Kecamatan sudah sangat mensupport adanya kegiatan yang ada.
Sumini salah seorang peserta pedagang di wisata Kuliner Tempoe Doeloe ini, mengatakan bahwa dirinya telah mendapat keuntungan, walaupun kata dia belum seberapa yang didapat.
“Kan wisata kuliner ini baru merintis, jadi supaya masyarakat luas tau adanya wisata kuliner disini, kami promosikan melalui sosial media,” ucap pedagang yang menjual kuliner jenis Sate ini.
Dirinya menjelaskan bahwa disini tidak ada persaingan sesama pedagang, karena stiap stand menjual makanan yang berbeda-beda.
Ia berharap kedepan dilokasi ini dibuat lokasi Hotspot agar pengunjung lebih tertarik selain menikmati makanan disini juga bisa melakukan berswa poto selfie, sehingga berjualan yang dilaksanakan seminggu sekali bisa melakukan aktifitas dagangannya dari pagi hingga sore hari, karena selama sebulan ini berjualan hanya dilakukan dari pagi hingga siang hari saja, karena pengunjung sudah sepi.
Ada keunikan tersendiri di wisata Kuliner Tempo Dulu ini, masyarakat yang ingin berbelanja makanan disini, membelinya dengan koin yang dibuat dari tempurung kelapa. Pihak panitia pengelola Wisata Kuliner Tempoe Doeloe menciptakan Batok atau Tempurung Kelapa dibentuk bulat seperti koin bulat sebesar uang pecahan logam, jadi masyarakat berbelanja koin dulu, baru dengan koin tersebut pengunjung bisa menukarkan makanan yang diinginkan, nilai 1 koin yang terbuat dari Batok Kelapa tersebut nilainya 2 ribu Rupiah dan pengunjung diwajibkan membeli koin Batok Kelapa tersebut minimal 10 ribu Rupiah, tinggal pengunjung menjumlahkan nilai jual makanan yang diinginkan berapa koin Batok Kelapa yang harus digunakan untuk membeli kuliner yang diinginkan. Dan untuk menarik pengunjung lagi panitia memberikan 1 kupon luckydraw untuk pembelian 10 koin Batok Kelapa, yang nantinya kupon tersebut diundi setiap sebulan sekali oleh panitia.
Sumini mengaku dalam waktu sebulan ini berjualan bisa mendapatkan sebanyak 60 koin yang nantinya koin-koin tersebut dikembalikan lagi kepada panitia untuk ditukarkan uang rupiah dengan persyaratan dan kesepakatan antara pedagang dengan pengelola dalam hal ini pihak Desa sebagai panitia.
Diwaktu yang sama, Neneng Salah seorang penjual kuliner lainnya menjual ragam jenis makanan yang telah mendapatkan penghasilan sebanyak 253 koin.
“Saya harapkan lokasi ini bisa dimanfaatkan untuk masyarakat kecil seperti saya, ini guna berjuang dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih-lebih ini masa pandemi kayak gini, masih susah cari uang,” tutup warga yang tinggal di Dusun 1 Tanjung Garbus 1 Lubuk Pakam ini.
Reporter : M. Habil Syah
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful













