PASURUAN, Selasa (14/04/2020) suaraindonesia-news.com – Perang total dilakukan Pemerintah Desa Manikrejo, Rejoso, Pasuruan terhadap pandemi Covid-19. Berbagai element mulai Kepala Desa, Anggota BPD, PKK, Babinsa Bidan Desa serta segenap perangkat desa bersatu padu menjadi anggota satgas pencegahan Covid-19.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, pemdes Manikrejo telah membentuk satgas pencegahan Covid-19, pembagian alat pencuci tangan, pemantauan orang dalam resiko (ODR) serta himbauan umum kepada masyarakat. Selasa (14/4/20), pemdes Manikrejo kembali melanjutkan agendanya dengan membagikan kurang lebih 3000 masker gratis kepada warganya.
“Agenda kami saat ini membagikan 3000 potong masker gratis kepada masyarakat. Hanya saja karena pengadaan masker agak kesulitan, sore ini kami masih membagikan 610 potong,” tutur M, Nur Kholis, Kepala Desa setempat.
Ia mengaku, pengadaan masker ini dianggarkan dari dana pribadi yang nantinya akan dimasukkan dalam alokasi Dana Desa melalui Perubahan Anggaran Kegiatan (PAK). Ia juga mengaku jika tidak ada honor khusus bagi para anggota satgas yang bekerja mulai pagi hingga malam hari itu. Ia menuturkan, para anggota satgas dibekali dengan 10 unit handy talkie (HT) untuk berkordinasi setiap saat.
“Di posko 1 selalu ada petugas yang stand by. Para anggota satgas berkordinasi melalui HT untuk melaporkan perkembangan agenda kami,” tuturnya.
Sementara Achmad Dahlan, Babinsa Manikrejo juga mengaku ikut aktif mengawal agenda ini. Setiap malam dirinya berpatroli untuk mengontrol kerumunan massa, terutama di warung-warung kopi.
“Jika kami dapati warga bergerombol, kami beri himbauan secara persuasif,” tuturnya.
Pemdes Manikrejo juga bekerja sama dengan Bidan Desa sebagai penanggung jawab Ruang Observasi Pasien Covid-19 di desanya. Meski saat berita ini ditulis tidak ada warganya yang positif Covid-19, setiap hari ruang observasi tersebut selalu terbuka untuk masyarakat.
Disinggung mengenai pelaksaan ibadah di Masjid dan surau, ia mengaku tidak ada pembatasan.
“Tarawih dan salat Jumat masih bisa tetap dilaksanakan, dengan catatan, karpet digulung. Sterilisasi dan alat cuci tangan sudah kami sediakan, semoga pandemi ini tidak mengganggu pelaksaan ibadah,” tuturnya.
Hanya saja, pemdes belum bisa memastikan kapan bisa memberikan bantuan sembako kepada warga kurang mampu.
“Masih menunggu pergub,” pungkas M Nur Kholis.
Reporter : Kholilul Rohman
Editor : Amin
Publisher : Ela