Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita

ASN Diminta Pakai Udeng, Hari Selasa Minggu Pertama Setiap Bulannya

Avatar of admin
×

ASN Diminta Pakai Udeng, Hari Selasa Minggu Pertama Setiap Bulannya

Sebarkan artikel ini
IMG 20191111 171436
Sekda saat memakai udeng khas Lumajangan yang belum meluas.

LUMAJANG, Senin (11/11/2019) suaraindonesia-news.com – Ada yang berbeda pada saat jumpa pers di Kabupaten Lumajang, oleh penampilan Sekretaris Daerah (Sekda) Lumajang, Drs Agus Triyono. Beliau terlihat mengenakan minimal udeng khas Lumajangan, Jawa Timur.

“Iya, ini yang sudah kami sampaikan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, untuk mengenakan pakaian khas Lumajangan seperti yang saya pakai, pada hari Selasa minggu pertama setiap bulannya, terus bisa dikuti milinal oleh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” katanya kepada sejumlah wartawan.

Yang dipake setiap Selasa minggu pertama itu, menurut Sekda Lumajang adalah salah satu contoh desain batik pasir, harapannya model udeng.

“Kalau pakaian khas sudah ada, yaitu pakaian yang dipake setiap prosesi Harjalu,” ungkapnya.

Namun secara resmi, kata Agus Triyono, pihaknya belum mengenalkan batik pasir model udeng tersebut.

Baca Juga :  PDAM Tirta Pakuan Resmi Berubah Menjadi Perumda

“Kami belum sempat memperkenalkan ke publik, model udeng ini, sebab masih sedikit pengerajin batik yang membuatnya,” paparnya.

Agus Triyono juga menambahkan, kalau udeng khas Lumajang ini bisa dijadikan busana adat khas Lumajangan, sebab ini juga merupakan perpaduan sejumlah budaya lokal Lumajang.

Sementara itu, salah satu pengerajin batik asal Lumajang, Nanik kepada media ini mengungkapkan kalau mengaplikasikan batik Lumajangan pada udeng sebagai bagian dari pelestarian budaya masyarakat Lumajang ini nantinya.

“Nanti kalau sudah banyak pengerajin yang membuatnya, maka dalam setiap undangan resmi tercantum pakaian yang dikenakan adalah Udeng Khas Lumajangan (UKL). Karena itu adalah busana khas kita, yang secara resmi kita kenalkan, seperti anjuran Sekda Lumajang,” ujarnya.

Baca Juga :  Rocky Sambut 22 Nelayan di Tangkap Otoritas Myanmar

Apalagi, kata Nanik pada acara puncak Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke 764, 15 Desember mendatang, bisa ditandai dengan pengenalan busana khas Lumajangan tersebut.

“Sebab pada prosesi tersebut, ribuan masyarakat berkumpul, jadi bisa diperkenalkan, agar bisa lebih dikenal lagi,” pungkas pengusaha batik asal Biting, Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Lumajang ini.

Dan menurut pengerajin batik asal Desa Bodang, Kecamatan Padang, Bambang Ismoyo, menyampaikan kalau saat dia membuat udeng tersebut, harga jualnya masih tinggi.

“Karena penjahit ongkosnya mahal, jadi kami sempat jual sekitar Rp. 110 ribu,” katanya.

Kedepan, menurut Bambang, dirinya masih mencari solusi untuk bisa menekan biaya penjahitnya, agar harga jualnya berkisar Rp. 50 ribuan saja.

Reporter : Fuad
Editor : Amin
Publiser : Oca