Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Sosial Budaya

Wabup Jember Selesaikan Kesalahpahaman Antar Pemeluk Agama

Avatar of admin
×

Wabup Jember Selesaikan Kesalahpahaman Antar Pemeluk Agama

Sebarkan artikel ini
Dialog lintas agama untuk menyelesaikan kesalahpahaman
Dialog terbuka antar pemuka agama untuk menyelesaikan kesalahpahaman. (Foto: Humas Pemkab Jember)

JEMBER, Kamis (17/10/2019) suaraindonesia-news.com – Wakil Bupati Jember KH. Muqit Arif bertemu sejumlah perwakilan tokoh agama di Kantor Kemenag Jember, Kamis (17/10).

Pertemuan perwakilan tokoh agama dan warga ini dilaksanakan karena sebelumnya ada kesalahpahaman warga desa Sumberjati Kec. Silo yang menilai Gereja Stasi Gunung Karma tidak memiliki izin. Namun setelah diadakan dialog terbuka yang dihadiri langsung oleh jajaran Forpimda, diketahui bahwa Gereja Stasi Gunung Karma memiliki izin sejak tahun 1952. Selain itu bakti sosial di sekitar gereja murni kegiatan sosial untuk warga.

“Ini adalah sebuah dinamika ya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang sangat pluralistik, yang harus kita syukuri adalah ketika terjadi hal-hal semacam ini maka kemudian semua pihak terkait bersedia untuk duduk bersama, kemudian menyampaikan pertanyaan, kemudian klarifikasi. Ini menjadi aspek yang sangat penting,” kata Wabup Jember Muqit Arif.

Baca Juga :  Pengurus Daerah Yayasan Kemala Bhayangkari Kalbar Serahkan Bantuan Ke Wilkum Polsek Tayan Hilir

Usai melakukan dialog terbuka, perwakilan kedua tokoh agama dan masyarakat saling meminta maaf dan berjanji menjaga kondusifitas.

“Ada bakti sosial, masyarakat melaporkan kepada tokoh-tokoh bahwa mencurigai akan ada kristenisasi. Saya tidak menanggapi, langsung saya tanyakan kepada kepala desa masalah ijin gereja,kepala desa menjawab tidak tahu. Saya langsung ke Kepala Kantor Kemenag, beliau menjawab bahwa itu sudah ada ijin mulai tahun 1952,” terang Kiai Farid Mujib, tokoh Agama Islam di Kec. Silo.

Baca Juga :  Siapkan Lahan Pertanian, Babinsa Larangan Badung Turun ke Sawah Bantu Warga

Sementara itu Tokoh Agama Kristen Katolik Romo Henrikus Suwaji mengatakan bahwa persebaran Gereja di area pegunungan dulunya sangat banyak mengingat daerah tersebut menjadi basis dari perusahaan Hindia Belanda yang mengolah komoditas kopi.

“Dulu (gereja) jumlahnya besar yang di lokasi pegunungan itu, ada perusahaan Hindia Belanda dulunya sekarang PTPN itu banyak sekali gereja di sana. Sekarang tinggal sedikit karena orangnya pindah tempat tinggal sehingga gereja tinggal sedikit, tapi yang sedikit ini coba kami perhatikan,” kata Romo Henrikus.

Reporter : Guntur Rahmatullah
Editor : Amin
Publisher : Marisa