Blangpidie, Abdya, Suara Indonesia-News.Com – Semakin hari, sampah terus menjadi permasalahan yang tidak terpecahkan di sejumlah kota, tak terkecuali Kota Blangpidie ibu kota Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), yang mana masyarakatnya memproduksi 41 meter kubik sampah setiap harinya.
Sampah-sampah tersebut setiap hari “disetor” masyarakat ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Iku Lhung Kecamatan Jeumpa dengan luas areal hanya 5 hektar yang diangkut oleh beberapa unit mobil sampah milik Badan Lingkungan Hidup, Kebersiahan dan Pertamanan (BLHKP) Kabupaten setempat.
“Setiap hari truk-truk sampah kita menyuplai sampah 41 meter kubik lebih yang diproduksikan oleh masyarakat, satu truk sampah bisa memuat sebanyak 8 kubik sampah sekali jalannya,”sebut Kepala BLHKP Abdya, Ir. Adian Nur Msi melalui Kabid Kebersihan dan Pertanaman BLHKP Abdya, H. Usman Adami SE diruang kerjanya kepada sejumlah awak media. Senin (26/10).
Dari informasi yang diberikan Usman Adami, dari sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Abdya, kecamatan Blangpidie tercatat sebagai penyumpang sampah terbesar.
”Kecamatan Blangpidie penyumbang sampah terbanyak dari data-data yang kita kumpulkan,”sebutnya.
Ketika ditanya terkait tumpukan sampah yang kian hari kian menggunung di lokasi TPA sampah Iku Lhueng kecamatan Jeumpa, Usman mengakui saat ini sampah-sampah yang dihasilkan tersebut belum dikelola sebagai mana mestinya.
Namun, Usman Adami menengaskan, saat ini pihaknya terus melakukan sosialiasi pemilahan sampah-sampah, sehingga masyarakat dapat mengolah sendiri sampah-sampah yang bisa didaur ulang. Sedangkan, untuk sampah yang diangkut ke TPA sampah merupakan sampah yang tidak bisa diolah lagi.
“Dalam sosialisasi tersebut, kita juga memberikan kepada masyarakat bak sampah tiga warna yang mana warna-warna tersebut sebagai acuan untuk memilah-milah sampah yang bisa didaur ulang kembali,”imbuh Usman Adami.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRK Abdya, Julinardi kepada awak media terkait dengan permasalahan tersebut mengatakan, pihaknya siap mendukung program yang dilakukan oleh pihak BLHKP, termasuk program pengadaan bak sampah fibel tiga warna.
“Jika memang dibutuhkan dan manfaatnya nyata bagi kebersiahan lingkungan, kesehatan masyarakat, saya rasa program-program di BLHKP harus benar-benar mendapat dukungan dari seluruh pihak,”sebut Julinardi.
Lebih lanjut, politisi Hanura tersebut menyebutkan, setiap kegiatan yang dilakukan oleh BLHKP terutama terkait dengan penyediaan fasilitas maupun berupa kegiatan sosialisasi harus terus dievaluasi.
“Evaluasi yang kita maksudkan adalah merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kinerja dan rasa tanggungjawab bersama terkait dengan permasalahan persampahan ini,”tegas Julinardi.
Selanjutnya, Julinardi mengharapkan kepada pemerintah melalui BLHKP Abdya memikirkan sampah-sampah yang telah di buang di TPA sampah untuk dapat diolah sehingga sampah-sampah tersebut bisa menjadi produk yang bernilai jual.
”Kan hebat kalau kita bisa mengghasilkan PAD dari sampah-sampah itu,”pungkasnya.(N).