Ubaya Juara 1 INDISCO 7

oleh -403 views
Nathania Wijono, Angela Tedjasukmana, Yosua Tedjokusumo mahasiswa Ubaya (Universitas Surabaya) sabet Juara I dalam kompetisi Industrial Design Seminar & Competition (INDISCO) 2015

SURABAYA, Suara Indonesia-News.Com – Tim Champ yang terdiri dari Nathania Wijono, Angela Tedjasukmana, Yosua Tedjokusumo mahasiswa Ubaya (Universitas Surabaya) sabet Juara I dalam kompetisi Industrial Design Seminar & Competition (INDISCO) 2015 di Semarang 09-11 Oktober 2015. INDISCO 2015 mengangkat tema Lomba Desain Produk “Children’s Product” dengan tagline “Fun, Functional and Fabulous Product Design for Children’s World”. Karya RABA TOY akan dipublikasikan pada Selasa 13 Oktober 2015 pukul 12.00-13.30 di Gedung International Village, Seminar Room, Universitas Surabaya Jalan Raya Kalirungkut Surabaya.

INDISCO kali ke tujuh diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI), Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Dalam kompetisi kali ini, berbasis desain produk industry sehingga mahasiswa dituntut untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas dalam mendesain produk untuk anak-anak usia 6-12 tahun sebagai bagian dunia industri kreatif.

Kali ini INDISCO 2015 mengangkat tema Lomba Desain Produk “Children’s Product” dengan tagline “Fun, Functional and Fabulous Product Design for Children’s World”. Yoshua dkk membuat Raba Toy. Raba Toy ini untuk anak usia 6 – 12 tahun. Proses pembuatan karya ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu, dari konsep sampai bunyi rangkaian. Bahan yang digunakan yakni kayu MDF, akrilik, stiker, cat, lem, dan bahan-bahan elektro. Software yang digunakan untuk karya ini yakni SolidWorks dan 3ds max.

Pre-braille learning board ini ada 3 tahapan pengenalan bentuk, tekstur, dan pengenalan braille. Pengenalan bentuk dengan cara memasukkan bentuk-bentuk segitiga, segi empat, dan persegi panjang pada tiap lobang persegi yang sudah tersedia, dengan tombol di samping jika di tekan akan mengeluarkan suara angka. Suara angka tersebut menjelaskan bentuk yang harus dimasukkan dalam kotak, misalnya segitiga maka akan keluar suara satu dua dan empat. Suara itu akan mempermudah para tuna netra untuk mempelajari pengenalan bentuk.

Tahap ke dua, pengenalan tekstur dengan cara meraba dan mencocokkan bentuk-bentuk segitiga, lingkaran, segi empat, dan persegi panjang. Bentuk tersebut ada yang besar dan ada yang kecil. Tahap terakhir yakni pengenalan braille, pengenalan ini berbentuk kotak dan terdapat kotak-kotak kecil yang menjelaskan huruf A sampai Z. Tiap huruf jika di raba terdapat titik-titik yang timbul di mana menjelaskan titik-titik tersebut adalah huruf braille, dan jika ditekan akan mengeluarkan suara abjad A sampai Z untuk menjelaskan huruf tersebut kepada para tuna netra. Inovasi ini terinspirasi dari karya tugas akhir kakak kelas, dan mereka mengembangkannya.

Jumlah peserta yang lolos mengikuti kompetisi ini ada 21 tim dari 18 perguruan tinggi diantaranya dari Universitas Surabaya (Ubaya), Universitas Gajah Mada (UGM), Telkom University, Universitas Islam Sultan Agung Jawa Tengah, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Sumatera Utara, Gunadarma University, Universitas indonesia (UI), Maranatha Christian University, Sumbawa University of Technology, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Islam Indonesia, dan University of Malaya Malaysia.

Sistem gugur atau penyeleksian menuju final dalam kompetisi ini secara garis besar dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pre-presentasi yakni pengiriman proposal via pos yang nantinya akan diseleksi, pengumuman 21 besar pada tanggal 9 September 2015, pengunggahan video animasi prototype ke youtube. Tahap presentasi yakni tahap 1 (seleksi awal) dan tahap 2 (final). Para peserta presentasi di tahap 1 dibagi menjadi 2 batch pada tanggal 9 dan 10 Oktober 2015 di Hotel Quest Semarang. Presentasi dilakukan untuk mengetahui secara detail konsep, deskripsi, mekanisme kerja dan fungsi dari produk yang didesain. Peserta wajib menggunakan bahasa Inggris dalam presentasi.

“Senang bisa masuk ke tahap selanjutnya, tapi tegang juga karena kami harus dikarantina tanpa gadget sampai keesokan harinya untuk menghindari kecurangan” jelas Yosua.

Tahap 2 atau final dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2015. 5 tim yang masuk pada tahap 2 yakni tim Champ dari Ubaya, tim Guanyadors dari Telkom University, tim Pelita dari ITB, tim Zeucudon dari University of Malaya Malaysia, dan Select British dari Universitas Diponegoro. Peserta kembali mempresentasikan hasil karyanya di hadapan publik dan masih tetap menggunakan bahasa Inggris.

Pengumuman final yang dilakukan pada akhir acara sebagai penutup rangkaian acara INDISCO 7, membawa kebanggaan bagi Ubaya. Tim Champ meraih nilai tertinggi dengan score 2694.4 dan membawa pulang trophy, sertifikat penghargaan, dan uang pembinaan sebesar 13 juta rupiah. Sedangkan Juara 2 dimenangkan oleh tim Guanyadors dari Telkom University, dan Juara 3 dimenangkan oleh tim Pelita dari ITB. “Saya tidak menyangka akan mendapatkan Juara 1, setelah diumumkan Ubaya sebagai pemenang rasanya senang, lega juga” ungkap Angela Tedjasukmana sambil tersenyum.

“Raba Toy produk yang berbeda dari biasanya. Harapan kedepan produk ini tidak hanya sampai sebagai prototype saja. Dan yang tak kalah penting mahasiswa Ubaya dapat mempertahankan juara”, ungkap Markus Hartono, S.T., M.Sc., Ph.D., CHFPathania Wijono, Angela Tedjasukmana, Yosua Tedjokusumo mahasiswa Ubaya (Universitas Surabaya) sabet Juara I dalam kompetisi Industrial Design Seminar & Competition (INDISCO) 2015 di Semarang 09-11 Oktober 2015. INDISCO 2015 mengangkat tema Lomba Desain Produk “Children’s Product” dengan tagline “Fun, Functional and Fabulous Product Design for Children’s World”. Karya RABA TOY akan dipublikasikan pada Selasa 13 Oktober 2015 pukul 12.00-13.30 di Gedung International Village, Seminar Room, Universitas Surabaya Jalan Raya Kalirungkut Surabaya.

INDISCO kali ke tujuh diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI), Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Dalam kompetisi kali ini, berbasis desain produk industry sehingga mahasiswa dituntut untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas dalam mendesain produk untuk anak-anak usia 6-12 tahun sebagai bagian dunia industri kreatif.

Kali ini INDISCO 2015 mengangkat tema Lomba Desain Produk “Children’s Product” dengan tagline “Fun, Functional and Fabulous Product Design for Children’s World”. Yoshua dkk membuat Raba Toy. Raba Toy ini untuk anak usia 6 – 12 tahun. Proses pembuatan karya ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu, dari konsep sampai bunyi rangkaian. Bahan yang digunakan yakni kayu MDF, akrilik, stiker, cat, lem, dan bahan-bahan elektro. Software yang digunakan untuk karya ini yakni SolidWorks dan 3ds max.

Pre-braille learning board ini ada 3 tahapan pengenalan bentuk, tekstur, dan pengenalan braille. Pengenalan bentuk dengan cara memasukkan bentuk-bentuk segitiga, segi empat, dan persegi panjang pada tiap lobang persegi yang sudah tersedia, dengan tombol di samping jika di tekan akan mengeluarkan suara angka. Suara angka tersebut menjelaskan bentuk yang harus dimasukkan dalam kotak, misalnya segitiga maka akan keluar suara satu dua dan empat. Suara itu akan mempermudah para tuna netra untuk mempelajari pengenalan bentuk.

Tahap ke dua, pengenalan tekstur dengan cara meraba dan mencocokkan bentuk-bentuk segitiga, lingkaran, segi empat, dan persegi panjang. Bentuk tersebut ada yang besar dan ada yang kecil. Tahap terakhir yakni pengenalan braille, pengenalan ini berbentuk kotak dan terdapat kotak-kotak kecil yang menjelaskan huruf A sampai Z. Tiap huruf jika di raba terdapat titik-titik yang timbul di mana menjelaskan titik-titik tersebut adalah huruf braille, dan jika ditekan akan mengeluarkan suara abjad A sampai Z untuk menjelaskan huruf tersebut kepada para tuna netra. Inovasi ini terinspirasi dari karya tugas akhir kakak kelas, dan mereka mengembangkannya.

Jumlah peserta yang lolos mengikuti kompetisi ini ada 21 tim dari 18 perguruan tinggi diantaranya dari Universitas Surabaya (Ubaya), Universitas Gajah Mada (UGM), Telkom University, Universitas Islam Sultan Agung Jawa Tengah, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Sumatera Utara, Gunadarma University, Universitas indonesia (UI), Maranatha Christian University, Sumbawa University of Technology, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Islam Indonesia, dan University of Malaya Malaysia.

Sistem gugur atau penyeleksian menuju final dalam kompetisi ini secara garis besar dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pre-presentasi yakni pengiriman proposal via pos yang nantinya akan diseleksi, pengumuman 21 besar pada tanggal 9 September 2015, pengunggahan video animasi prototype ke youtube. Tahap presentasi yakni tahap 1 (seleksi awal) dan tahap 2 (final). Para peserta presentasi di tahap 1 dibagi menjadi 2 batch pada tanggal 9 dan 10 Oktober 2015 di Hotel Quest Semarang. Presentasi dilakukan untuk mengetahui secara detail konsep, deskripsi, mekanisme kerja dan fungsi dari produk yang didesain. Peserta wajib menggunakan bahasa Inggris dalam presentasi.

“Senang bisa masuk ke tahap selanjutnya, tapi tegang juga karena kami harus dikarantina tanpa gadget sampai keesokan harinya untuk menghindari kecurangan” jelas Yosua.

Tahap 2 atau final dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2015. 5 tim yang masuk pada tahap 2 yakni tim Champ dari Ubaya, tim Guanyadors dari Telkom University, tim Pelita dari ITB, tim Zeucudon dari University of Malaya Malaysia, dan Select British dari Universitas Diponegoro. Peserta kembali mempresentasikan hasil karyanya di hadapan publik dan masih tetap menggunakan bahasa Inggris.

Pengumuman final yang dilakukan pada akhir acara sebagai penutup rangkaian acara INDISCO 7, membawa kebanggaan bagi Ubaya. Tim Champ meraih nilai tertinggi dengan score 2694.4 dan membawa pulang trophy, sertifikat penghargaan, dan uang pembinaan sebesar 13 juta rupiah. Sedangkan Juara 2 dimenangkan oleh tim Guanyadors dari Telkom University, dan Juara 3 dimenangkan oleh tim Pelita dari ITB.

“Saya tidak menyangka akan mendapatkan Juara 1, setelah diumumkan Ubaya sebagai pemenang rasanya senang, lega juga,” ungkap Angela Tedjasukmana sambil tersenyum.

“Raba Toy produk yang berbeda dari biasanya. Harapan kedepan produk ini tidak hanya sampai sebagai prototype saja. Dan yang tak kalah penting mahasiswa Ubaya dapat mempertahankan juara”, ungkap Markus Hartono, S.T., M.Sc., Ph.D., CHFP. (Adhi).

Tinggalkan Balasan